Waykanan – Debat kandidat calon Bupati-Wakil bupati Waykanan, kali ini langsung menghadirkan pasangan kedua calon. Paslon 01 Kadapi-Cik Raden dan Ali Rahman-Ayu Asalasiah, di Gedung serba guna (GSG) milik pemda setempat, Minggu (10/11/2024)
Terkait bagaimana mengurangi belanja pegawai agar dananya dapat digunakan untuk kepentingan Pembangunan, moderator yang memberikan pertanyaan kepada Paslon 02 Ali Rahman – Ayu Asalasiah, ditanggapi Cabup Waykanan, Ali Rahman.
Ali Rahman mengatakan, di Indonesia belanja pegawai memang lebih besar dari direktori yang telah ditentunkan, dalam APBD belanja pegawai 30% – Gaji, tunjangan, tunjangan transportasi dan perumahan, Belanja infrastruktur 40 %, Belanja Kesehatan 10 %, Belanja Pendidikan 20% dan Belanja BPJS 4 % .
“Mandatori yang sudah ditetapkan pemerintah pusat belum terpenuhi, pemerintah pusat ngasih waktu untuk menyesuaikan sampai 2027,” kata Ali Rahman.
Menanggapi pernyataan tersebut, Calon Bupati Waykanan, Resmen Kadapi mempertanyaan mengapa daerah lain dengan regulasi dan aturan yang sama, bisa melakukan Pembangunan yang lebih maksimal.
“Kalau kita hanya bisa menyampaikan bahwa anggaran Waykanan Rp1,3 triliun, belanja pegawai sekian persen, belanja untuk di PU, Pendidikan, Kesehatan, sekian persen. Maka jadi satu pertanyaan yang sederhana, apa yang membedakan OKU Timur dengan Waykanan, apa yang membedakan Waykanan dengan Tulangbawang Barat,” ujarnya.
Ali Rahman menyampaikan, bahwa sebuah daerah tidak bisa saling membandingkan.
“Tidak bisa disamakan dengan kabupaten lain, Tubabar pegawainya hanya 3 ribu sedangakan Waykanan sudah 5 ribuan. Waktu Waykanan berdiri zaman kepemimpinan Bapak Tamanuri, pegawai Waykanan 2-3 ribu. Jadi porsi belanjanya masih enteng. Tapi sekarang dengan pegawi 5 ribu lebih, belanja pegawainya tetap seperti itu. Nanti akan kita upayakan kalau saya jadi Bupati,” katanya.
Kalau dibandingkan dengan Natuna, kata Ali Rahman, maka tidak akan bisa, karena sumber daya alamnya banyak, ada minyak dan sebagaimnya.
“Sama dengan Tangerang Selatan, mereka tidak mau terima dana DAK untuk Infrastruktur. Karena dari jasanya saja, APBD sudah semakin gemuk. Beda dengan Waykanan, sumber dayanya masih sangat minim, inilah yang perlu digali lagi, supaya PAD meningkat,” uajrnya.
Berkaitan dengan grativikasi dan korupsi, kedua paslon memberikan tanggapan yang sangat berbeda.
Kadapi mengungkapkan, ada beberapa anggapan di Waykanan adanya budaya bagi ASN, KKN masih kental. Jika dirinya terpilih, maka akan mengabdi untuk Waykanan, tidak alasannya sekolah dan berobat tidak punya duit.
“Berokrat harus tuntas, busaya memberikan oplah, meberi suap itu dianggap itu dianggap biasa. Maka jika terpilih haramkan ada suap di Waykanan, akn tuntaskan. Apabila dituntaskan maka kebocoran korupsi ditutup, maka insyaAllah Waykan akan maju dan lebih baik lagi,” kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Ali Rahman mengatakan, masalah KKN dan grativikasi bukan hanya masalah Waykanan, tetapi sudah menjadi permasalahan nasional.
“Mudah-mudahan dibawah kepemimpinan Parobowo akan tuntas semua. Sudah jelas undang-undangnya, tinggal bamana moral masyarakatnya. Jika ini Cuma Waykanan, maka bisa saja masuk bui semuanya, tapi ini masalah Nasional,” tanggapnya.
Menggapi pernyataan Kadapi yang akan menyerahkan seluruh gajinya jika terpilih sebagai Bupati Waykanan. Ali Rahman mengatakan, gaji bupati dan wakil sangat kecil, tidak ada permasalahan jika memang tidak daimbil.
“Kalau masalah gaji mau diserahkan ke masyarkat, gaji itu kecil, gaji wabup hanya Rp5 juta, kalau mau deserahkan ke masyarkat tidak jadi persoalan,” kata Ali.
Soal pegawai, menempatan dengan posisi yang tepat, Ali Rahman mengungkapkan, sumber daya di Waykanan belum bisa .
“Kalau mau di terapkan The Right Man on the Right Place, maka banyak yang ga bisa jadi. Menempatkan pegawai juga tidak semau-mau kita, harus sesuai golongannya, pangkatnya dan pendidikannya. Harus ditata susai perundangan yang berlaku, memang sya sepakat yang seperti itu. Tapi kalau sumber dayanya tidak ada mau bagimanam,” katanya.
Resmen Kadapi menanggapi hal itu, semua tergantung niat, bukan persoalan nilai gaji tersebut.
“Kalau masalah gaji itu kecil, jangan lihat dari angkanya, tapi bagaimana niatnya. masalah pegawai, sulit di waykanan mencari pegawai yang mempunyai kopetensi untuk di tempatkan sesuai dengan kemapuan. Pantas, artinya selama dua periode ini, Pembangunan Waykanan jauh dari kemajuan. Misalnya Kadis PU, seoarang sarjana sosial. Bagaimana dia mengathui tentang mutu. STPDN tidak ditempatkan sebagai camat, Kalau pagawai Waykanan 5 ribu lebih, tidak akan sulit mencari sumber daya, jangan dianggap orang waykanan ini orang kebun,” kata dia.
Terkait kondisi Infrastruktur jalan yang hancur, akan mempengaruhi investor masuk, Resmen Kadapi mengatakan, kerusakan infrastruktur jalan dapatn mempengaruhi investasi daerah dan apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah infrstruktur.
Jalan Waykanan kurang lebih ada 1055 KM, jalan yang rusak parah 500 km, sementara yang baik hanya 233 km.
“Kita berkomitmen tahun pertama jalan di Waykanan bagus. Kondisi hari ini, jalan di Waykanan, badan jalannya dibangun pasca Lampura. Yang lebarnya hanya 2 sam,pai 3 meter. Kedepan jalan Waykanan standar jalan nasional, agar saat mobil lewat bisa sepriwisan,” kata Kadapi.
Sedangkan Ali Rahman menanggapi masalah tersebut, bahwa Sumber Pembangunan jalan ada dua, yang pertama DAU dan DAK. Untuk tiga tahun jabatan Adipati-Ali, dari dana DAU tidak ada dana untuk Pembangunan infrastruktur. Mulai merangkak naik mulai 2023, makanya sedikit demi sedikit sudah diperbaiki.
“Pada 3 tahun pertama, kenaikannya hanya 4 %, jadi tidak bisa membangun semua jalan. Sedangkan sumbernya jelas dari DAU dan Dak sedikit ada tambahan dari DIF. Kalau dikalikan satu tahun, 155 KM jalan , maka perlu dana Rp3 triliun,” ujar Ali.