Sidang 3 Polisi Tewas Negara Bathin, Bripka Kapri: Dengar Tembakan Saya Lari

Sidang 3 Polisi Tewas Negara Bathin,  Bripka Kapri: Dengar Tembakan Saya Lari
Bripka Kapri Sucipto, oknum anggota Brimob Batalyon Pelopor C Belitang, OKU Timur, akhirnya buka suara di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Militer 1-04 Palembang, Senin (23/6/2025).

PALEMBANG – Misteri kasus sabung ayam berdarah di Negara Batin, Way Kanan yang menewaskan tiga anggota polisi saat penggerebekan, Bripka Kapri Sucipto, oknum anggota Brimob Batalyon Pelopor C Belitang, OKU Timur, akhirnya buka suara di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Militer 1-04 Palembang, Senin (23/6/2025).

Dalam kesaksiannya, Kapri mengaku menjadi penyebar undangan sabung ayam yang digelar 17 Maret 2025, hanya beberapa hari sebelum tragedi berdarah itu terjadi. Mirisnya, ajakan itu disebar lewat status WhatsApp pribadinya, mengundang para penghobi ayam aduan untuk datang ke gelanggang ilegal di Umbul Naga, yang disebut-sebut dikelola oleh Peltu Lubis dan Kopda Bazar, dua oknum TNI aktif.

“Saya cuma undang lewat status WA, Yang Mulia. Biar yang hobi bisa datang. Waktu itu Kopda Bazar minta saya bantu sebarin,” ujar Kapri yang memberikan kesaksian secara daring dari Lapas Way Kanan, tempat ia kini mendekam.

Keterangan Bripka Kapri menguatkan dugaan bahwa praktik judi sabung ayam tersebut telah terorganisir rapi dan melibatkan aparat berseragam. Bahkan, saat datang ke lokasi, Kapri membawa dua ayam aduan dan ikut bertaruh.

“Sempat jual ayam satu, main satu kali dan menang Rp1 juta. Tapi cuma dapat Rp800 ribu karena dipotong pengelola dan si pembeli ayam,” ungkapnya.

Namun yang mengejutkan, Kapri mengaku tidak sempat ikut ronde kedua, karena mendadak mendengar suara tembakan keras dari arah luar gelanggang.

“Saya lari, mobil saya tinggal. Waktu itu panik. Baru tahu kemudian kalau itu penggerebekan dan ada polisi yang tewas,” katanya dengan suara berat.

Seperti diketahui, penggerebekan pada 19 Maret 2025 di lokasi sabung ayam Negara Batin, Way Kanan, berubah jadi baku tembak, menewaskan tiga polisi yang tengah bertugas. Peristiwa itu mengguncang institusi kepolisian dan TNI, karena dugaan keterlibatan oknum dalam praktik ilegal yang berujung maut.

Kapri juga menyebut bahwa senjata api milik Kopda Bazar berada di tangan warga sipil kepercayaannya, bukan dipegang sendiri. Fakta ini tengah didalami lebih lanjut oleh penyidik militer.

Lebih lanjut, ia mengaku sudah kenal Kopda Bazar sejak 2018 karena hobi sabung ayam, meski baru berkomunikasi lagi tahun 2024 saat bertemu di Umbul Naga. Dari pertemuan itulah permintaan menyebar undangan muncul.

Kasus ini menjadi sorotan nasional, karena tak hanya menyangkut praktik perjudian, tapi juga melibatkan aparat bersenjata, berujung pada jatuhnya korban jiwa dari pihak penegak hukum.

Tinggalkan Balasan