Masyarakat Mesuji Harapkan Waterboom Taman Kehati Dibuka Kembali

Masyarakat Mesuji Harapkan Waterboom Taman Kehati Dibuka Kembali

gentamerah.com Mesuji – Setelah lebih sepekan objek wisata hiburan Waterboom Taman Kehati ditutup oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Mesuji Provinsi Lampung, Masyarakat berharap wisata yang berada di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tanjung Raya kembali dibuka.
Pasalnya, Waterboom Taman Kehati tersebut, menjadi kebanggaan masyarakat Mesuji yang haus akan hiburan, karena setelah bertahun-tahun menempat di daerah tidak memiliki tempat berwisata.
Tarno (54) Salah satu tokoh masyarakat Desa Mekar Sari sangat menyesalkan penutupan tempat wisata yang baru saja diresmikan pada April lalu itu. Sebab, masyarakat yang sedang bangga dengan adanya wisata tersebut kehilangan kembanggaanya, jika lokasi itu ditutup.
“Ini jelas-jelas akan menimbulkan gejolak ditengah masyarakat yang sudah terlanjur cinta dengan sarana wisata itu. Sebab, sudah banyak manfaat yang didapat masyarakat, seperti adanya lapangan pekerjaan, meningkatnya harga tanah, percepatan pembangunan infrastruktur dan dalam hal memenuhi hasrat untuk berekreasi,”ungkapnya, Sabtu(8/7/2017).
Menurutnya, ada hal yang lebih penting warga setempat telah sukarela menghibahkan tanah mereka untuk didirkan obyek wisata.
 “Masyarakat merasa sudah menghibahkan lahan seluas sepuluh hektar, demi untuk bisa menikmati aset wisata itu. Asas manfaatnya,  dengan adanya pembangunan tempat hiburan Waterboom Taman Kehati yang sudah menelan uang rakyat hingga Miliaran rupiah sangat kita sayangkan kalau ditutup begitu saja,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Supri (42), Ketua Karang Taruna Desa Mekar Sari. Jika wisata tersebut ditutup maka masyarakat akan kecewa, karena lokasi itu merupakan  satu-satunya objek wisata yang ada di Mesuji.
“Dengan adanya Waterboom ini telah mendongkrak perekonomian masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang, salah satunya istri saya yang juga berjualan kelontongan didepan lokasi Waterboom. Karena banyaknya pengunjung berdatangan baik dari dalam maupun dari luar Mesuji untuk berwisata,”ujarnya.
Supri menjelaskan, sebenarnya selama ini masyarakat juga tidak pernah merasa keberatan atau mengeluhkan adanya pungutan retribusi tiket masuk sebesar sepuluh ribu rupiah untuk satu orang pengunjung. Karena nilai itu sangatlah tidak sebanding dengan kepuasan yang didapat masyarakat bisa berwisata layaknya masyarakat dikota-kota besar dengan fasilitas yang cukup lengkap dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal.
“Wajar saja kalau menurut saya, malah uang itu mungkin tidak sebanding dengan apa yang dinikmati pengunjung. Bahkan mungkin uang yang dihasilkan dari tiket masuk itu tidak cukup untuk biaya perawatan tempat, tanaman, gaji para pekerja, biaya BBM untuk menghidupkan mesin air kolam, membeli pakan ikan, dan pakan untuk berbagai jenis burung yang ada didalamnya,” paparnya.
Buyani, warga Desa Mekar Jaya yang bertugas menjaga pintu gerbang lokasi Taman Kehati menuturkan, akibat ditutupnya tempat rekreasi itu banyak sekali masyarakat kecewa karena sudah jauh-jauh datang bersama keluarga untuk berwisata akan tetapi sampai dilokasi sia-sia karena Waterboom ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“Kasian banyak orang yang sudah jauh-jauh datang kemari, seperti tadi ada tiga mobil rombongan warga OKI dan Tulangbawang Barat yang ingin berlibur kesini, akhirnya harus pulang dengan rasa kecewa karena  Waterboomnya ditutup tanpa ada pemberitahuan,”singkatnya.
Penulis : Nara
 Editor : Seno
Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group