Jumadi (42), suami Sri Rahayu mengungkapkan istrinya yang semula hendak melahirkan harus kehilangan nyawa, akibat kejadian tersebut Jumadi berniat untuk menuntut RSUD atas pelayanan dan penanganan pasien yang dinilai lalai, sehingga mengakibatkan nyawa istri dan calon anaknya melayang.
“Saya sangat menyayangkan atas pelayanan dan penanganan medis yang acuh dan cuek kepada istri saya, hingga dia berpulang. Dan saya berencana akan menuntut pihak rumah sakit,” ancam Jumadi dengan raut muka sedih di kediamannya beberapa hari yang lalu.
Menurut penuturan Jumadi, istrinya sebelum masuk rumah sakit terlebih dahulu dibawa ke bidan. Akan tetapi, dengan alasan tidak mampu menangani, karena Sri Rahayu telah mengalami pecah ketuban, bidan tersebut menganjurkan Jumadi untuk membawa istrinya ke rumah sakit.
“Karena saran itulah saya pada Jum’at siang (30/06/2017), membawa istri saya ke RSUD Ryacudu, dan dirawat di ruang kebidanan,” ujarnya.
Jumadi mengatakan, pada awalnya istrinya mulai membaik, Namun mulai tengah malam Sri Rahayu mulai merasakan sesak, kedinginan dan keram sekujur tubuhnya.
“Istri saya mengeluh sesak, kedinginan keram dan merasa oksigen telah habis. Lantas saya mencoba memanggil bidan yang bertugas di ruangan. Tetapi setelah saya panggil tidak ada yang menyahut dan ruangan telah gelap. Lantas saya mencoba bersama satpam untuk membangunkan bidan. Akhirnya satu bidan bangun dan menanyakan ada apa . Terus saya bilang istri saya kedinginan eh malah tanpa melihat kondisi istri saya dia berkata matikan saja AC nya,” tutur Jumadi.
Saat sampai diruang tempat istrinya dirawat, Jumadi kebingungan bagaimana mematikan AC. Merasa bingung dan tidak paham, Jumadi memutuskan kembali keruang bidan. Berkali- kali Jumadi memanggil dan mengetuk pintu ruang bidan ternyata tidak ada jawaban.
Suami korban kemudian meminta bantuan Satpam, untuk membangunkan bidan tersebut. “Waktu dipanggil sama Pak Satpam, Bidan langsung bangun, tapi bukan bidan yang awalnya tadi,” ujarnya.
Bidan tersebut segera melaju ke ruangan tempat Sri Rahayu dirawat. Tetapi, saat sampai diruangan tersebut, Bidan malah kebingungan karena melihat kondisi Sri Rahayu yang diduga sudah tak bernyawa lagi.
“Saat itu dia kebingungan dan mencoba memanggil rekannya. Saat dilihat, benar saja istri saya telah tiada. Dan dugaan saya benar, tabung oksigen memang telah habis. Kenapa bisa penanganannya lambat dan terkesan disepelekan. Apa karena kami susah dan mengandalkan BPJS, ” keluh Jumadi.