“Kenapa harus merendahkan sebuah profesi wartawan,” ujar seorang sahabat , saat kongkow di redaksi Genta Merah.
Cerita sepenggal siang itu, dibuatnya amat menarik, tentang dua kepala sekolah. Aku dan kawan lain hanya diam dan sesekali tertawa.
Ada kemirisan dari sepenggal cerita kawan tentang kepala sekaolah, yang diakuinya dulu adalah gurunya, kini menjadi seorang kepala sekolah. Dilain pihak satu lagi dating seorang kepala sekolah yang mengaku sebagai seorang kakak. Keduanya awal mula menepiskan tentang profesi wartawan. Karena sahabatku itu diantara kami dan kebanyak warga, dalam bidang agama lumayan mateng.
Tentang sepenggal cerita siang itu, aku menyimak dua makna tentang kalimat kedua kepsek tersebut.
Tentang sedikit merendahkan profesi wartawan dengan gaya-gaya yang trand seperti saat ini atau takut dengan kondisinya sendiri sebagai kepala sekolah yang merasa bersih tapi sebenarnya permianannya begitu luar biasa.
Hemm, ada perselingkuhan dengan istri orang, atau permainan dana bos dengan kepiawaian kepala sekolah. “Aku jelas bilang, kalau memang saya salah jadi wartawan, sekarang sebersih apa seorang kepala sekolah itu. Yang mau selingkuh dengan istri orang,” ujar sahabatku mengulangi katanya.
Waw, separah itukah,” sergakku dengan penuh heran, itu katanya seorang Kepsek Sekolah dasar disebarang sana.
Sambil menghisap sigaret putihnya, sahabatku itu terdiam dan hembusan asapnya mengepul keudara. Seperti dihilangkannya cerita awal itu dan merentetkan cerita lain, ternyata masih profesi kepala sekolah.
“Lagi duduk mencoba mesin jahit, eh beliau dating malah ngomong sudah bagus-bagus dulu, malah jadi ikutan kerjaan sekarang kayak gitu,” celoteh kawan.
Dengan nada tinggi sahabat it uterus mengulang cerita pada pertemuannya dengan kepala sekalolah yang katanya di sebuah SMP.
Dicoba ditanya masalah pengelolaan dana BOS, kepala sekolah itu hanya blingsatan.
Ahai, ternyata cerita sepenggal siang itu tentang dua kepala sekolah, lalu aku hanya mencoba menterjemahkan setiap kalimat sahabatku itu. Dan nanti akan terkuak dengan sendiri, bukan hanya sebuah cerita tetapi data dibalik cerita. ***