Bandarlampung – Lampung dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang besar diperlukan kolaborasi pemerintah dengan akademisi bidang energi baru terbarukan.
Hal itu dikatakan Akademisi Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. H. Mahathir Muhammad, S.E., M.M, saat menjadi narasumber diskusi public PWI Lampung di Hotel Horison Bandar Lampung, Kamis (5/12/2024).
“Listrik kunci utama peningkatan ekonomi. Kebutuhan Listrik Lampung terus meningkatkan, dan hal itu membutuhkan pengelolaan potensi energi baru dan terbarukan sebagai pembangkit Listrik alteratif,”ujarnya
Diskusi tersebut bertema Energi dan Investasi Seimbangkah? dihadiri para narasumber dari berbagai kalangan, di antaranya forkopimda, BUMN, pengusaha, hingga akademisi. Menurut Mahathir, Listrik memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi digital saat ini. “Kita semua membutuhkan internet, bahkan hingga ke perdesaan. Kita butuh internet, dan Listrik untuk kebangkitan ekonomi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Universitas Teknokrat Indonesia sebagai best practise telah melatih masyarakat tentang marketing digital yang juga memanfaatkan energi baru terbarukan. “Masyarakat di perdesaan membutuhkan listrik, dan nyatanya masih ada daerah belum teraliri listrik PLN. Karena itu penting masyarakat secara swadaya mampu menciptakan energi baru terbarukan untuk memenuhi kebutuhan itu,” kata Mahathir.
Mahathir memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Lampung untuk kolaborasi dengan universitas untuk memperkuat pengolahan energi baru terbarukan baik tenaga surya, energi angin, hingga panas bumi.
“Kalangan universitas juga merasa kesulitan dalam perizinan dalam pengelolaan energi baru terbarukan. Kami di Teknokat, pengelolaan energi baru terbarukan izinnya sebagai perusahaan, bukan sebagai universitas. Seharusnya ada kemudahan dan dukungan bagi akademisi untuk riset dan pengembangan energi,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kabid Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung Sopan Sopian mengatakan pihaknya siap memberi dukungan terhadap pengembangan energi baru terbarukan. Lampung memiliki total 13 potensi panas bumi sebesar 898 MW.
Menurutnya, sasaran energi daerah yakni meningkatnya pemanfaatan potensi energi alternatif. Sopan juga menekankan komitmennya untuk menciptakan pangsa energi baru terbarukan sebesar 36 % di tahun 2025 dan 47% di tahun 2050. “Pemrov juga menarget peningkatan infrastruktur energi sektor kelistrikan,” kata dia.