Mbak & Om Panwascam “Indehoy” Sejoli Dimabuk Asmara

Mbak & Om Panwascam “Indehoy” Sejoli Dimabuk Asmara

“Lah, kok jadi pada hobi jadi senior sama gelor ya. Apa karena sering bertemu itu jadinya pada tumbuh yang Namanya asmara,” celoteh kawan, di teras Alfamart Baradatu, sambil menikmati minuman dingin.

Aku bingung, apa arti senior dan gelor itu. Kawan itu tak pula mengartikannya, mau tanya malu aku. Kayak ga gaul gitu, padahal ya ga ngerti bener. Setahuku kalau senior itu tergantung jenjang.

“Kok diem bae, mas. Kasih respon dong cerita kawan itu. Apa ga ngerti artinya,” timpal sahabatku, sambil tertawa lebar. Padahal dia sendiri ga tahu apa artinya kedua istilah itu.

Sambil menikmati martabak manis ala rumahan yang di bawa sahabatku, aku mencoba memutar otak, biar ga jadi olok-olokan kawan. Meski manisnya martabak itu sangat dominan, sebenarnya takut makannya.

Tapi rupanya yang manis-manis itu di senengi orang, kayak cerita kawanku itu kayaknya dua istilah itu larinya kesana.

“Ai, payah kamu orang ini ya. Senior itu ‘seneng istri orang’, kalau gelor itu ‘gemar laki orang’. Gitu kok pada mikir. Jangan-jangan kamu orang ini ketinggalan info ya, weh… dua Sejoli Panwascam lagi di mabuk asamara, bahkan kasusnya pernah sampai polsek,” ujar kawan, sambil tangannya ngeloyor ambil kopi paitku yang kupesan dari Alfamart, tanpa basa basi.

Mulutnya terlihat menyerengai, usai nyeruput kopiku, rupanya rasa pait itu lekat di bibirnya. Urung kawan meneruskan minumnya. Sambil tertawa dia ngoceh.

“Waduh pait, lur. Kampret ngapa ga ngomong,” sergah kawan.

Seperti paitnya asmara dua Sejoli panwascam itu, saat sudah heboh. Meski masih tersisa manis-manis dikit, kayaknya di pencetnya rem cakramnya, perlahan.

“Nah tinggal tanya kepolsek aja kalau gitu. Kayaknya Kapolsek aku kenal. Pernah denger ini, memang sudah agak heboh sih. Yang lapor istri pak Panwa situ apa ya,” tanya Sahabat, sambil geleng-geleng kepala.

Tak ngerokok, memang sahabat ini. Tapi ngemilnya kuat. Martabak manis bawaannya hampir habis dia makan.

Mungkin itu kepuasan dia, ngalihkan suasana biar ga ngerokok, seperti Sejoli panwascam itu, ada kepuasan sendiri bisa indehoy sesama panwascam.

Adzan Maghrib mulai kumandang, sahabat yang selama ini di kenal ustadz dan tukang nikahkan orang ini, minta begeser.

Akupun pamit, pulang. Meski hujan rintik kutrabas aja, biar kayak Sejoli panwascam itu, meski tak patut ya trabas aja. ***

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group