WARSENO |
tidak ikut maka bahaya,” ujar seorang kawan, yang kembali bercerita tentang
jalan-jalan para kepala sekolah, katanya menggunakan istilah study banding.
ternyata Bupati didaerah kawanku itu bukan hanya berduduk di Ibukota Kabupaten
ada bupati bayangan yang berduduk di kecamatan. Sangat luar biasa, katanya
ancaman bupati bayangan ini juga sama bahayanya dengan titah sang Bupati
beneran.
sangat ditakuti para kepala sekolah, sehingga para pemegang jabatan sekolah di
Kecamatan daerah kawanku yang katanya namanya Way Kanan itu, tidak lagi bisa
berkutik.
semua diwajibkan. “Kalau mau mikir dananya, ya berat. Tapi dari pada jadi
masalah. Inilah kalau PNS sudah ikut politik, jadi mau gimana, karena
koordinator kecamatan ini bisa laporin kita,” mencuplik bahasa seorang kepala
sekolah. Kata kawanku kepala sekolah yang kucuplik bahasanya itu, adanya di Kecamatan Banjit. “Ditempat itu, bupati bayangannya lebih serem,” celoteh sahabatku, yang dari tadi diam dan sibuk dengan telpon genggamnya.
Rp15 juta,” ucap seorang kawan yang baru datang.
berselang lama ponsel jadulku berdering, kulihat ada pesan singkat masuk. Seorang
sahabat berceloteh lagi padaku, “bupati bayangan bukan hanya satu tapi banyak,”
ujar kawanku dalam pesan singkatnya.
cukup jadi pendengar saja, walaupun selama ini untuk disekitarku, akupun tahu,
bupati bayangan yang ada di tempatku justru seperti raja kecil.
koordinator kecamatan, aku juga masih bingung. Koordinator dalam bidang apa. Apakah
mengkoordinatori para kepala sekolah atau koordintaor segala bidang sebagai
raja kecil.
Ah ntah, ini hanya obrolan saja.
Biarlah, semua ada saatnya, raja besar ada batas waktunya, apalagi raja kecil
atau yang kata temanku itu bupati bayangan, jika mataharinya tenggelam, maka
bayangannya akan hilang.***