Lampung Utara- Dirumah
yang mirip dengan gubuk tua itu, sepasang suami istri mengisi hari-harinya. Tidak
cukup luas, hanya rumah berukuran 3×4 meter, tempat pasangan suami istri, Hasanudin
(60) dan Masnona (50) sebagai tempat berteduh.
dipenuhi guratan-guratan tua, memberikan gambaran kepasrahan, kendati jibakunya
mencari nafkah dengan kerja srabutan dilakukan Hasanudin, namun hanya cukup
untuk skedar memenuhi kebutuhan makan bersama istri tercintanya. “Ini juga
sudah mau roboh, tiangnya sudah banyak yang rapuh, jadi kalau ada angin kerasa
goyang,” ujar Hasanudin, didampingi Masnona.
Abung Timur, Lampung Utara itu, mendirikan rumah dilahan milik salah seorang
warga setempat. Genteng usang, dinding papan dan pelupuh bambu dengan celah
lubang dibeberapa bagian, menjadi bagian rumah yang terlihat miring tersebut.
itu dihuni keduanya, kendati ketika hujan turun dibeberapa bagian harus
dimasuki air, tetapi Hasanudin tidak bisa berbuat banyak. “Gimana mau benerin rumah, untuk makan aja kadang ga
cukup. Usia saya ini sudah tua, jadi kalau mau kerja ngoyo sudah tidak bisa lagi,” kata dia, seraya melihat kelangit-langit
rumahnya.
sudah dipenuhi rambut berwarna putih itu, mengaku tidak bisa berkeluh kesah
kepada anak-anaknya yang merantau. “Anak-anak juga Cuma kerja kuli, gimana mau
minta bantuan mereka,” kata lelaki yang mengenakan kaos berkerah warna putih
itu, Senin (01/05/2017).
beralaskan, dengan kondisi rumah tersebut. “Siang malam, apa lagi pas saat
hujan , kami takut dan tak tenang, karena kondisi rumah sudah buruk dan mau
roboh,” kata dia.
bagaimana memperbaiki rumah deritanya itu. Hanya satu harapannya, rezki berpihak
kepada pasangan itu. “Niat itu ada, tapi mau bagaimana, pasrah sama yang maha
kuasa, semoga ada rezki. Jadi bisa memperbaiki rumah kami ini, biar tidak
was-was, takut roboh,” kata Masnona yang diamini suaminya.
Editor : Seno