Kejamnya RS Abdul Moeloek, Dukanya Jenazah Bayi Naik Angkot

Kejamnya RS Abdul Moeloek, Dukanya Jenazah Bayi Naik Angkot

gentamerah.com | Lampung Utara—Kedukaan terlihat jelas diraut wajahnya, tetesan air mata terus mengalir membasihi pipi Delpa Sari, dikedua tangannya seorang bayi ditutup bedong hijau bermotif bunga.  Bayi itu tidak lagi bergerak, nyawanya telah melayang kembali kepangkuan Ilahi.
Dibangku angkutan kota (Angkot) Bandar Lampung, itu Delpa berkali meratap. Hanya dengan angkot itulah wanita berumur tiga puluh dua tahun itu bisa membawa jasad Berlin, buah hatinya yang masih berumur satu bulan 10 hari. Sesekali dadanya yang sesak mengingat mahalnya jasa Ambulan Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Untuk membawa jasad anaknya harus mengeluarkan ongkos Rp2 juta.
Siang itu, Rabu (20/09/2017), usai dinyatakan nyawa anaknya sudah tidak tertolong oleh tiem medis RSU Abdul Moeloek, Delpa Sari segera menuju Ambulance milik rumah sakit tersebut. Namun, setelah menunggu beberapa saat,  Ardiansyah, suami Delpa Sari dengan mimik wajah kecewa dan geram segera meminta istrinya turun dari Ambulance tersbut.
Tak kuasa air mata kedua pasangan itu mengalir deras, sesak dalam dadanya semakin menjadi. “Kami keluar dari rumah sakit jalan kaki dan cari angkot,” ujar pria paruh baya itu dengan nada sedih.
Laju angkutan kota yang menerobos hingar bingarnya kota Bandar Lampung, terselimut kesombongan para medis dan pegawai Abdul Moeloek. Tidak seperti para cukong yang siap membayar jasa ambulance, pasangan itu diantar angkot menuju bundaran Radin Intan Bandar Lampung.
Ditempat tersebut, seorang wanita memberitahu adanya jasa ambulance gratis. Dengan tangan gemetar dan harapan penuh, Ardiansyah segera menghubungi jasa tersebut setelah sebuah nomor telpon genggam diberikan kepadanya.
“Saya sempat menunggu setengah jam datangnya ambulan di bundaran Rajabasa,” ujarnya, dirumah duka, Desa Gedung Nyapah, Abung Timur Kabupaten Lampung Utara .
Sirine berbunyi memutar lampu merahnya daitas atap Ambulance gratis tersebut, sopir ambulance yang dianggap bak dewa bagi keluarga korban segera melajukan kendaraanya menuju Lampung Utara, ke rumah duka.
Malam itu, dirumah duka, Ardiansyah, ayah korban mengurai cerita perjalanan nasib anaknya. Saat itu ketika lalki tersebut mengurus administrasi di RS Abdoel Muluk, seorang petugas mengatakan adanya perbedaan nama yang tercantum, antara kartu BPJS dengan nama yang tertera dibagian formulir pendaftaran.
Jika ada perbedaan maka harus diurus ulang dan memakan waktu yang lama. “Alasannya ada perbedaan antara nama yang tertera dipendaftaran Delpasari, dengan kartu BPJS tertera pada anak saya, Berlin Istana,” ujarnya.
Disela-sela kepaikannya permainan adminsitrasi rumah sakit tersebut, seorang oknum dari supir ambulance, mendekati dirinya dan  meminta uang untuk memperpendek urusan tersebut. Dengan suara yang enteng dan tanpa rasa iba, oknum sopir tersebut mencetus, jika ingin pakai ambulance bayar Rp2 juta, dengan alasan kalau ikuti prosedur maka akan memakan waktu yang lama.
“Karena saya tidak punya dana , maka saya minta istri untuk turun dari ambulance, sambil menggendong anak kami,” kata Ardiansyah, seraya berkata kemudian mancari angkot.
Buah hati pasangan tersebut dilahirkan pada 17 Agustus 2017 lalu, di RSU Ryacudu Kotabumi. Karena terdapat benjolan dibagian kepalanya, dan RS Ryacudu tidak sanggup memberikan pengobatan dirujuk ke RSU Abdul Moeloek di Bandar Lampung.
“Sudah dua kali konsultasi ke dokter di RSUAM. Pertama pada Jumat tanggal 25 Agustus, kedua kalinya pada Senin 18 September. Keberangkatannya kedua kalinya, menggunakan kereta api dan angkot. Saat turun naik angkot itulah, Berlin mengalami kejang. Dan anak saya langsung masuk ruang Alamanda RSU Abdul Moeloek,” kata ibu dua orang anak tersebut.
Jefri Irwansyah supir ambulance, mengatakan kiklasannya menolong keluarga korban, dikarenakan merasa iba dengan kondisi mereka. Ia langsung membawa keluarga tersebut ke rumahnya yang terletak di Dusun Labuhan dalam, desa ‎gedung nyapah, kecamatan Abung Timur, Lampung Utara. “Kami langsung antar kerumah setelah dapat telepon dari orangtuanya,” ujarnya.
Rilis       : Andrian Volta
Sunting  : Seno
Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group