direktur RSD mayjend HM Ryacudu Kotabumi, dr. Sri Haryati.,M.Kes saat dikonfirmasi diruang kerjanya |
Gentamerah.com || Lampung Utara – Dugaan indikasi kebocoran anggaran semakin menguat, pasalnya, pernyataan mantan direktur, HM Ryacudu Kotabumi, Lampung Utara terkait sudah adanya serah terima data lengkap semua anggaran rumah sakit kepada direktur baru hanya hisapan jempol belaka alias bohong.
Sebelumnya, mantan Direktur Rumah Sakit HM Ryacudu Kotabumi, Syah Indra mengungkapkan, terkait kelengkapan ataupun kevalidan data anggaran BLUD dan DAK Rujukan serta belanja tak terduga (BTT) bersumber anggaran dari covid-19 sudah diserahkan dengan direktur RSD Ryacudu yang baru.
“Kami waktu mengadakan serah terima jabatan (Sertijab) beberapa waktu yang lalu, saya baru menandatangani sebuah kertas. Tapi sampai hari ini terkait laporan keuangan saya belum menerimanya,”kata direktur RSD mayjend HM Ryacudu Kotabumi, dr. Sri Haryati.,M.Kes saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Jum’at (05/03/2021)
Bahkan Sri Haryati juga menampik telah menerima data valid semua anggaran pun belum ada yang diterimanya.
“Kalau untuk data-data validnya saya belum dapat, karena saya juga terus mempelajari dan juga sudah menghadap kepada pemerintah daerah. Namun tetap saya pelajari, pelayanan harus tetap kita jalankan supaya pelayanan dirumah sakit ini tidak berhenti,”kata dia.
Menurutnya, sampai saat dirinya belum lihat data apalagi tentang dana covid-19 yang di alokasikan dirumah sakit setempat.
“Sampai saat ini, saya belum melihat data-data apalagi tentang dana covid-19 yang dialokasikan sebesar Rp2,2 milyar tersebut, nanti akan saya tanyakan kepada yang memegang dana tersebut untuk digunakan apa saja,” ujarnya.
Baca Juga : Mantan Dir RSUD Ryacudu Buang Selah, Realisasi Kucuran Dana Covid19 Milyaran Rupiah
Miris, Selain Karyawan Ternyata Para Sopir Ambulance RSUD Ryacudu 6 Bulan Tak Digaji
Untuk anggaran badan layanan umum daerah (BLUD) dirumah sakit plat merah tersebut, Direktur dr. Sri Haryati mengaku belum ada laporan kepada dirinya.
Terkait isu rumah sakit setempat mengalami devisit serta mempunyai hutang sebesar Rp10 milyar lebih, Sri Haryati mengaku masih menunggu hasil audit.
“Tunggu hasil audit, karena InshaAllah dalam waktu dekat, rumah sakit akan diaudit oleh internal dulu, baik dari badan pengawas rumah sakit dan badan pengawas rumah sakit tersebut ditentukan oleh pemerintah daerah,” kata dia.
Terkait dugaan adanya selisih anggaran dirumah sakit tersebut dari tahun 2017-2020, dr. Sri Haryati belum mengetahui terkait itu
“Belum tahu saya kalau terkait itu,” kata Sri.
Penulis : Gian Paqih
Editor : Seno