Lampura- Matanya terlihat
sayu, keningnya dipenuhi guratan yang menanda usia lanjut. Kesendirian membuat
wanita berusia enam puluh tahun itu harus berjuang mencukupi kebutuhan hidup.
urat menghias wajah Suryati, kendati gontai menapak hidup setelah ditinggal
suaminya menghadap sang Khaliq lima tahun lalu, tetapi tidak membuatnya pupus
harapan. Diantara hiruk pikuk warga yang menghuni rumah mewah, makan
berkecukupan, Mbah Yati, begitu warga sekitar memanggilnya, tetap bersyukur
dengan apa yang ada pada dirinya.
2×3,5 meter, berdinding papan dan beratap seng, menumpang dilahan milik salah
seorang Warga Kelurahan Kota Alam Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung
Utara (Lampura), nenek renta yang acapkali terserang sakit itu hanya dapat
menanti belas kasihan warga sekitar untuk bisa sekedar makan.
warga sinilah, gotong royong,” kata Suryati, mulai menceritakan kisah hidup
yang tanpa anak dan sanak famili.
kaos oblong warna putih, bercelana hawai kotak-kotak biru kusam, Suryati
menuturkan tidak sanggup lagi mencari nafkah.”Dulu suami saya yang selalu cari
nafkah, tapi setelah beliau tidak ada, saya harus cari sendiri, tapi dengan
keadaan yang sering sakit begini, sulit saya mau kerja,” ujarnya, sambil
sesekali mengusap linangan air mata dipipinya.
tidak ada guling penyaman tidur, hanya sehelai tikar lusuh alas tidurnya. Cukup
dengan beberapa cabai rawit hijau disambal tanpa penyedap rasa, lauknya makan
siang dan malam.
Kotaalam, ternyata hanya penghibur belaka. Saat itu, salah seorang pegawai
Puskes yang datang ke gubuknya, berjanji ingin membuatkan kartu jaminan
kesehatan, ternyata hingga saat ini janji tersebut hanya bualan belaka. “Kalau
saya sakit ya cari obat diwarung aja, mau berobat tidak ada biaya,” kata
Suryati, tertunduk lesu, dan tampak rambut yang memutih menghias kepalanya.
Suryati ingin pulang ke kampung halamannya di wilayah Surabaya, Jawa Timur. Menurutnya,
harapan itu akan diungkapkan ketika bertemu kembali dengan orang nomor satu di
Lampung Utara. “Pak Bupati Agung, pernah datang kerumah saya ini, tapi gak
banyak saya cerita. Saya cuman bisa mengucapkan banyak terimakasih karna sudah
diberikan sedikit bantuan dan menyempatkan diri untuk berkunjung kerumah,”
ujarnya.
janji Suryati dalam hati, saat usianya menginjak 40 tahun, akan pulang ke
kampung halaman untuk berkumpul sanak keluarganya. Namun, harapan itu sirna
seiring berpulangnya suami tercinta ke Rahmatullah, biaya pun tidak ada.
bisa bertemu dengan Pak Bupati, saya cuman minta satu permintaan, saya pengen pulang untuk bertemu keluarga saya
di Surabaya, saya mau pulang, tapi tidak ada biaya” kata dia.
Penyunting : WarSeno