gentamerah.com | Pringsewu- Keluaga Zaki Saputra (12), pasien tiga operasi dan diduga gagal membaik, meminta uluran tali kasih dari Pemerintah Daerah (Pemda) Pringsewu Provinsi Lampung dan masyarakat.
Kondisi Zaki yang harus memerlukan penanganan medis dalam waktu lama, sangat membutuhkan dana yang cukup besar. Pasien Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu yang kemudian dirujuk ke RS Abdul Moeloek Bandar Lampung itu, tidak mampu terbebani biaya puluhan juta rupiah.
Putra dari Dedek, Warga Deza Bandung Baru, Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu, kini masih dirawat di Abdul Moeloek.
“Saya sangat berharap, adanya uluran tangan dari Pemerintah Daerah dan siapa pun, untuk membantu cucu saya ini (Zaki,RED). Keluarga kami, bukan keluarga mampu,” Masnayah, Nenek kandung Zaki, saat di temui gentamerah.com di Rumah Sakit Abdoel Muluk, ruangan kemuning.
Menurutnya, setalah Zaki di Oprasi sebanyak tiga kali dan di rawat selama 24 hari, di Rumah Sakit Mitra Husada, memiliki Hutang sebesar Rp65 juta. Karena saat itu belum memiliki BJS. Setelah Mitra Husada menyuruh untuk buat BPJS, langsung merujuk Ke Rumah Sakit Abdul muluk.
“Hutang di Rumah Sakit Mitra Husada sebasar 65 juta Rupiah, baru kita bayarkan sebesar Rp10 juta. Uang itu juga hasil minjam dari tetangga,” kata dia.
Untuk kebutuhan makan di rumah sakit, keluarga Dedek mengaku diberi makan, oleh salah satu keluarga pasien di Rumah Sakit Abdul Moeloek.
“Ada pasien, waktu itu mas, keluarganya baik bener, ngasih saya makanan. Tapi tidak mungkin mau terus-terusan seperti ini,” jelasnya.
Sementara itu, Delta salah satu komunitas Musik yang membesuk Zaki Saputra (12) mengatakan, akan segera mungkin untuk memberi bantuan.
“Secepatnya kita akan memberi bantuan mas, perlu diketahui juga, ada komunitas kita di kabupaten Pringsewu juga sedang bakti sosial untuk Zaki,” ujar dia.
Debatnya seru ya, tapi itu menurutku. Karena seru menurutku belum tentu menurut mereka,” celoteh kawan sambil menikmati secangkir Kopi pait yang kubuat.
Waduh kades jabatannya ditambah dua tahun, kesempatan dikucak dan mengucak. Aturan yang pas tepat waktu mau Pilkada, jadi bisa untuk alat,” kata chat WA kawan, yang mulai gelisah
Kata Siapa Dimana-mana jalan hancur, kayak kubangan kerbau. Buktinya para elit politiknya, santai aja. Warganya diajak milih pemimpin mereka tetap semangat kok.