Gentamerah.com // Waykanan – Suasananya yang sejuk dengan rerimbunan pohon nan menghijau, suara-suara air mengalir dari terjalnya bebatuan, gemersik lirih terhias gemuruh menambah kesenangan tersendiri mengunjungi Curup Jepun. Para pengelola yang ramah menambah kenyamanan bagi para pengunjung.
Saat kendaraan memasuki perkebunan karet dengan akses jalan yang tidak terlalu lebar, cukup satu kendaraan roda empat, pengunjung sudah mulai merasakan kesejukan suasana. Jalannya masih sangat sederhana tapi tertata apik, tidak mengkhawatirkan bagi pengunjung kendaraanya akan tersiram lumpur.
Beberapa warga setempat yang lalu lalang dikebun neraka, dan sesekali menoleh kearah pengendara tampak semrinfah dengan memberikan senyum sapanya. Hanya butuh sekitar 20 menit usai memasuki perkebunan karet dengan jalan tanah itu, pengunjung telah sampai dan disuguhkan dengan tugu selamat datang.
Setelah parkir kendaraan dilahan yang disediakan pengelola, langkah kaki memasuki gerbang selamat datang dan tampak puluhan anak tangga beton menurun menuju gerujuk air Curup. Telinga mulai mendengar sayup suara air. Dan angin sepoi-sepoi mulai menyelimuti tubuh.
Beberapa pondokan dilokasi yang dihias elok menarik bagi pengunjung untuk bisa sekedar santai sambil menikmati pemandangan. Tepat diatas aliran tak jauh dari air terjun sebuah jembatan ayun berhias payung-payung seolah mengajak para pengunjung untuk menitinya. Sekedar berselfi atau berdiri sejenak diatas jembat ayun itu seraya mata memandang aliran air yang jernih, jelas menghempaskan rasa penat.
“Selamat datang di Jepun,” ujar Deny Rinata, seorang pemuda yang menjadi salah satu penggiat wisata di kampung Negeri Bathin, Kecamatan Umpu Semenguk, Waykanan.
Dialiran air yang tidak begitu deras, terlihat puluhan bocah asyik bermain menggunakan pelampung dari ban mobil. Gelak tawa dan canda diantara mereka menggambarkan kebahagiaan tersendiri untuk terus bermain.
Tidak perlu khawatir karena selain tidak deras alirannya, juga dangkal. Cocok untuk arena pemandian, sambil berendam. “Kebersihan.mang harus terus dijaga mas, biar tetap asri. Kalau mereka nyaman, senang, tentu akan kali lagi,” kata Deny.
Menurutnya, untuk memulai mengelola lokasi wisata itu, yang paling kuat mendorong adalah PJ Kepala Kampung Negeri Bathin, Gajah Tera. “Bersama pemuda, pak Pj Kakam terus menggiatkan untuk bisa mewujudkan Curup Jepun ini jadi lokasi wisata. Karena masih Andi, tentu saja masih banyak menggunakan dana-dana yang bersumber dari pribadi. Mudah-mudahan kedepan ada dana pemerintah yang dikucurkan, sehingga kami dapat mengembangkan secara maksimal Curup ini. Terutama pembangunan akses jalan,” ujar dia.
Telah banyak kegiatan yang dilakukan, guna mendongkrak dan menggaet para wisatawan. “Ki juga adakan lomba pondokan, ada juga makanan khas. Bahkan pernah juga kita gelar senam gratis disini. Ternyata antusia para ibu-ibu cukup tinggi,” katanya.RED