Perbanyak Praktik, SMKN 01 Negeri Agung Ciptakan Kualitas Bukan Kuantitas

 

Perbanyak Praktik, SMKN 01 Negeri Agung Ciptakan Kualitas Bukan Kuantitas

Gentamerah.com || Waykanan – Bermodalkan motor rusak yang
dibeli wali murid, para siswa siswi ditantang menservice sepeda motor tersebut
dan harus bisa berhasil. Tenryata keberhasilan itu dapat dilakukan para siswa
siswi.

Begitulah cara kepala SMKN 01 Negeri Agung, Ahmadi
mengajarkan para siswanya untuk bisa praktik langsung menghidupkan sepeda motor
milik mereka. “Sekolah sudah komitmen dengan para orang tua, begitu juga
sebaliknya. Maka kita meminta para orang tua membeli sepeda motor rusak total
alias mati yang harganya rata-rata hanya Rp2 jutaan bahkan tidak sampai. Motor itu
merupakan bekal siswa untuk praktik langsung. Harus bisa mereka dandan sendiri
dan harus hidup,” katanya.

Ternyata dengan tantangan tersebut, kata Ahmadi, siswa lebih
memiliki kemampuan untuk mendalami ilmu mereka. “Sepeda motor itu milik mereka
sendiri, jadi kalau memang sudah bagus dan hidup, mau dibawa pulang yang ga ada
masalah. Semangat siswa siswi itu berbeda Ketika yang didandan milik sendiri,”
ujarnya.

Dengan menerapkan lebih banyak jam praktik dari pada teori,
menurut Ahmadi, bisa memberikan ruang yang besar kepada siswa siswinya untuk
melakukan parkatik. “Coba kalau waktunya terbatas, Namanya mau bengkel, kalau
kita nuruti waktu jam belajar, baru mau ambil konci-konci, terus baru buka
penutup mesin, sudah habis waktunya, dan harus masuk kelas, karena mau ganti
pelajaran. Kalau sepeti ini siswa kapan bisanya,” kata dia.

Bahkan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL), kata Ahmadi, SMKN
01 Negeri Agung tidak akan dilakukan keluar dari sekolah. “PKL Nanti disekolah
inilah, kita yang akan datangkan  para ahli
ke sekolah, baik itu dari Honda, Suzuki, Yamaha dan bengkel-bengkel resmi lain,”
ujar kepsek.

Ahmadi memiliki berbagai alasan, PKL dilakukan disekolah,
selain mudah pengawasanya, siswa siswi akan lebih bisa memahami mesin secara
keseluruhan. “Coba kalau PKL di bengkel misalnya, setelah selesai PKL mereka
hanya bisa ganti oli, bongkar baut, ganti busi. Untuk bongkar pasang mesin,
jarang sekali bengkel-bengkel besar yang mengizinkan siswa untuk melakukannya. Maka
bisa saya bilang hasil PKL diluar itu hanya Nol besar,” kata dia.

Menurutnya, PKL disekolah juga tidak terlalu membabankan
orang tua untuk mengeluarkan biaya yang besar, baik itu untuk makan, kos dan
lainnya. Karena PKL di sekolah, siswa bisa pulang kerumah dan makan dirumah
atau membawa bekal dari rumah,” kata Ahmadi.

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group

Warning: file_get_contents(https://birujualtanah.com/backlink/backlink.php): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/gradiann/gentamerah.com/index.php on line 18