 |
| Bupati Mesuji, Khamami saat meninjau lokasi RMP bersama jajaran, di Desa Wonosari, Kecamatan Mesuji Timur, Selasa (19/9/2017). |
gentamerah.com | Mesuji – Dengan adanya rice milling plant (RMP) bantuan dari Kementrian Transmigrasi RI, diharapkan dapat merubah kebiasaan petani di Mesuji Provinsi Lampung dalam menjual hasil panen padinya.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Mesuji, Khamami saat meninjau lokasi RMP bersama jajaran, di Desa Wonosari, Kecamatan Mesuji Timur, Selasa (19/9/2017).
RPM tersebut berdiri diatas lahan seluas dua hektar, dengan adanya tempat penggilingan padi itu diharapkan dapat merubah kebiasaan petani padi di kabupaten setempat.
“Selama ini budaya petani sawah kita pacsa panen, karung, kemudian jual. Maka dengan adanya RMP ini, kedepan petani diharuskan untuk merubah kebiasaan, panen, karung, giling, baru jual sudah dalam bentuk beras,” ujarnya.
Khamami mengharapkan agar segera dapat dibentuk unit pelaksana teknis daerah (UPTD) untuk mengelola mesin penggiling padi yang mampu menghasilkan 1,2 ton beras perjamnya.
“Tidak menutup kemungkinan, akan kita jadikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kedepan, seluruh PNS, honor, RK, RT, sampai Linmas, yang mendapat gaji dari APBD, kita wajibkan untuk membeli beras disini, minimal 10 kg,” kata Khamami
Apabila sudah diserahterimakan, ujar Khamami, maka petugasnya juga harus dipersiapkan. Khususnya, petugas Admin akan dilatih di Bank Nasional Indonesia (BNI), supaya mengerti bagaimana sistem pengelolaan keuangannya.
“Mengingat areal persawahan di Mesuji cukup luas, yakni sekitar 38000 hektar untuk kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Rawa Jitu Utara, maka dengan adanya RMP ini, diharapkan dapat menjadikan Mesuji sebagai salah satu daerah pemasok beras kedaerah lain, dan apabila progresnya baik maka pasar wonosari juga akan kita jadikan sebagai pasar induk beras Mesuji,” kata Khamami.
Penulis : Nara
Editor : Seno
Editor : Seno
