Bakso Tusuk Itu Hanya Cukup Untuk Makan Sehari-hari

Bakso Tusuk Itu Hanya Cukup Untuk Makan Sehari-hari

gentamerah.com Lampung Utara– Dibawah rerimbunan pohon disekitar salah satu sekolah menengah pertama negeri di Kotabumi, pria dengan perawakan kurus dan berkulit hitam itu sedang asik melayani pembelinya yang rata-rata pelajar. Tak sedikitpun diwajah hitamnya itu terlihat raut kesedihan, dengan sepenuh hati dilayaninya anam-anak yang memesan bakso tusuk dan sosis bakar.
Tangannya yang terlihat trampil, dengan cekatan melayani satu-persatu pesanan dari konsumennya.
Yohanes, sapaan akrab lelaki berumur empat puluh dua tahun yang tinggal di RT 06, Kelurahan Sribasuki, Kecamatan Kotabumi Selatan. Sudah enam tahun, pria itu menekuni usaha menjual bakso keliling disekolah yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Kendati omzetnya hanya dibilang pas-pasan, namun, dengan cara itulah bapak tiga orang anak menghidupi keluarganya.
“Ya usaha sendiri bang, pendapatan saya tidak menentu, kalau lagi rame paling-paling dapat duit Rp 50 ribu. Itu belum dikurangi dengan ongkos dan bahan bakunya. Tiga puluh ribu buat didapur sudah untung itu,”kata dia, sambil melayani bakso tusuk untuk beberapa siswa sekolah.
Teriknya mentari yang acap menyengat tubuhnya, topi lakon bulat berwarna hitam itulah sebagai pelindung kepala. Cita-cita anak-anak salah satu pemicu Yohanes sehingga membangkitkan semangat dalam jiwanya. “Anak-anak harus bisa meraih cita-cita, saya akan berusaha semampunya,” akta Yohanes.
Dua anaknya yang saat masih duduk dibangku sekolah dasar masih panjang untuk meraih cita-citanya, dan tentu biaya untuk pendidikan akan terus membesar, apalagi anak sulungnya sudah di bangku sekolah menengah atas.
“Anak saya yang tua di MAN, itu yang cukup menguras biaya. Bayar bulanannya saja mencapai Rp 100 ribu, belum buku dan lainnya. Jadi saya harus kerja keras, sementara istri saya hanya ngurus rumah dan anak-anak,”terangnya lirih.
Yohanes mengaku disaat musim paceklik tiba, tepat ketika merosotnya hasil komoditas perkebunan maupun harga, semua itu sangat mempengaruhi pendpatanya. “Alhamdulillah, kalo bantuan dari pemerintah saya hanya mendapat rastra atau raskin saja. Yang lain tidak ada sampai detik ini, tidak tahu mengapa mungkin dipikir sudah mampu,”tambahnya.
Ia berkeinginan untuk meningkatkan usahanya, namun keterbatasan modal yang tak bisa memenuhinya. Sampai saat ini Yon mengaku belum ada bentuk perhatian pemerintah. Baik itu dalam bentuk pelatihan, maupun bantuan penambahan modal untuk menambah omset usahanya.
“Pengen sih meningkatkan usaha, tapi modalnya yang saat ini saya belum ada,”pungkasnya.
Penulis : Andrian Volta
 Editor : Yana
Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group