Bendungan Singaparna Rusak, Ribuan Hektar Sawah di Padangratu Gagal Panen

Bendungan Singaparna Rusak, Ribuan Hektar Sawah di Padangratu Gagal Panen

gentamerah.com|Lampung Tengah –  Petani sawah didua kecamatan Lampung Tengah (Lamteng) terancam gagal panen alias poso, pasalnya bendungan Singaparna mengalami pendagkalan, sehingga mengakibatkan area sawah sekitar 2000 hektar itu kekeringan.
Gagal panen musim gadu akibat Bendungan Singaparna yang terletak di Kampung Sendangayu Kecamatan Padangratu, Lampung Tengah (Lamteng) tersebut, melanda sawah petani di Kecamatan Padangratu pada tiga kampung, Kampung Sendangayu, Sidomulyo dan Margorejo .

Bendungan Singaparna Rusak, Ribuan Hektar Sawah di Padangratu Gagal Panen

Seperti dikatakan Surip (40) warga Kampung Margorejo Kecamatan Padangratu, bahwa kekeringan sawah selalu terjadi setiap tahun, khususnya pada musim tanam gadu. Kurangnya air yang mengalir keareal persawahan, akibat stok air yang tidak tersimpan di bendungan, karena kondisi Dam Bendungan rusak, sehingga airnya tidak mengalir melalui irigasi.
“Besar harapan kami, supaya pihak terkait mau meninjau nasib kami petani, yang ada di tiga kampung ini, hanya bendungan inilah, yang jadi tumpuan kami untuk mengairi sawah kami,” keluh Surip, Sabtu (4/8/2018).
Ditambahkan Surip, bendungan tersebut dibangun sekitar tahun 1975 lalu, sejak dibangun hingga saat ini, belum pernah dilakukan pembangunan rehab, atau perbaikan ringan pada beberapa bagian yang telah rusak, khususnya pada bagian saluran irigasi, yang menuju ke areal persawahan.
Pendangkalan yang terjadi pada bendungan tersebut terus terjadi, sehingga kedalamannya saat ini tidak lebih dari 1,5 meter. Saat musim penghujan tiba, air bendungan meluap kemana-mana, karena tidak tertampung, sedang pada musim kemarau airnya mengering.
Saat musim tanam gadu tiba, para petani disana harus berhitung untung rugi, bila nasib baik berpihak kepada mereka, maka modal tanam akan kembali. Sebaliknya, bila kurang beruntung, maka kerugian yang harus ditanggung sendiri.
“Jangankan untuk panen berlimpah ruah, seperti petani di wilayah lain. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah tidak dapat diharapkan, khususnya para petani sawah yang ada tiga kampung ini,” keluhnya.
Lihat saja, imbuh Surip sembari menunjuk ke arah tanaman padi, ribuan hektar hamparan tanaman padi, dipaksa bertahan hidup dalam kondisi kekurangan air. Meski begitu, petani masih berharap ada curah hujan, agar tanaman padi tetap hidup dan membuahkan hasil.
“Tanaman padi kami saat ini tidak ada airnya, bagaimana mau membuahkan hasil, kami sangat berharap kepada pemerintah pusat, provinsi ataupun Pemkab Lamteng, dapat segera melakukan pembangunan rehap pada bendungan dan irigasi ini,” pungkas Surip.
Penulis : Gunawan
 Editor : Yana

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group