penuh disiplin , tepat waktu dan rapi. Sifat kegotongroyongan yang selama ini
hampir punah ternyata dengan program tersebut dapat membangkitkan semangat yang nyaris hilang ditengah-tengah masyarakat
itu .
masyarakat dapat mewujudkan sebuah pembangunan yang tentunya tidak hanya
mengandalkan kucuran dana seperti layaknya proyek dengan tendernya. Saling
asih, asuh dan giat bukan hanya membuahkan pembangunan dan mewujudkan program
masyarakat, tetapi meninggalkan kesan yang
tidak pernah terlupakan.
Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung pembukaan badan jalan yang
menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan TMMD itu dapat diwujudkan bukan
dengan cara saling mengandalkan, tetapi saling berbagi dan mengisi. Masyarakat
dengan semangat gotong royong inginkan
kemajuan kampungnya, TNI yang manunggal membantu untuk mewujudkan keinginan masyarakat
tersebut.
sejak 05 April dan berakhir pada 04 Mei 2017, ternyata bukan hanya mengutamakan
program asal selesai. Namun, dengan jiwa disiplin yang tertanam, TNI mampu
menyelesaikan program sesuai rancangan awal. “Kami tidak berani melenceng dari
aturan yang telah ada, jadi semua harus tepat dan sesuai,” kata Serma Busral.
Masjidku Semakin Megah
satu sisi saja, pos ronda yang semula belum dimiliki warga atau kendati sudah
ada tetapi kondisinya tidak layak, dengan adanya program tersebut, pasukan
loreng bersama masyarakat saling bahu membahu membangun empat pos ronda secara
permanen.
komando Komandan Kodim 0427 Way Kanan, Letnan Kolonel (Inf.) Uchi Chambayong,
SIK, berkiprah dengan gerakan membangun bersama rakyat, berhasil memperindah
dan mempernyaman sebuah masjid milik warga setempat.
masyarakat, dan didirikan dengan keterbatasan biaya, ternyata dengan adanya
kemanunggalan TNI memberikan warna yang dapat menyulap masjid tersebut menjadi
indah dan nyaman untuk ibadah. Sebuah teras dibangun secara gotong royong,
tempat wudlu dan WC behasil ditegakan tanpa adanya sumbangan kembali dari
masyarakat sekitar. Bahkan rangka atap yang semula memakai kayu, diganti
menggunakan baja ringan.
bersama-sama memperindah tempat ibadah itu. Semangat gotong royong berhasil digugah kembali, tanpa
adanya komando dari aparat kampung setempat, secara bergantian warga datang dan
bekerja secara suka rela membangun kampung.
fisik, seperti pengobtan gratis, sunatan dan sunatan masal.
Jalan Angkutan Umum
unggulan yang juga sangat diharapkan oleh masyarakat setempat. Jalan penghubung
antar kampung tersebut mempermudah akses bagi warga dan petani setempat dalam
menjalankan roda ekonomi mereka.
sungai yang diatasnya dibagun jembatan ayun dengan kawat sling ala kadarnya.
Bebatuan terjal menghiasi jalan itu, jika menggunakan anggaran pemerintah daerah
dengan cara tender proyek, dimungkinkan akan menelan dana ratusan juta, dan
waktu yang cukup panjang hanya untuk leanclearing jalan saja. Namun, dengan
adanya TMMD pembedahan jalan setapak tersebut digerakan dengan gotong royong
dan dibantu alat berat untuk menerjang lahan yang sulit.
keterbatasan program yang hanya 29 hari, jalan tersebut rampung dikerjakan.
pada jalur tersebut memang sudah ada aliran listrik. Dengan adanya akses jalan
yang mudah, selain mempermudah pengangkutan hasil bumi, juga akan meningkatkan
harga jual tanah.
perkebunan kopi dilintasi jalan tersebut, jika selama ini para petani kopi
harus mengangkut hasil bumi mereka dengan ongkos yang cukup besar, karena menggunakan jasa ojek dan dihitung perkilo, dengan adanya
akses jalan yang mudah, maka hasil bumi dapat diangkut menggunakan kendaraan
roda empat yang tentu saja lebih meminimalisir ongkos angkut hasil bumi.
memberikan arti lebih bagi kemajuan warga dan kampung.