kawan, disebuah warung pinggir jalan lintas, sambil menikmati pisang goreng
anget karya Yuk Jem.
disebelahku. “Ntah nanti masih nebar senyum, atau lewat aja sambil ngebut bawa
mobil mewahnya, dan tutup semua kaca”.
dibayangkan nanti, biarkan semua berjalan. Toh itu manusiawi, apalagi bagi
mereka yang dapat suara memang dari menabur duit.
ngembaliin tu duit. Jadi jangan harenlah kalau lupa untuk tegur sapa lagi.
Emang kita siapa,” kata kawan sambil menghisap sigaretnya.
mungkin juga garis tangan. Saat situasi tak mampu dimanfaatkan maka kelak akan
seperti kepulan asap yang hilang dibawa angin, dan tak mungkin kembali.
terwakili oleh wakil rakyat,” ujar kawan.
diwakilkan, jadi rakyat tinggal nunggu cerita,” sergak kawan.
dilantik. Tapi, aku hanya bisa ucapkan selamat bertugas semoga amanah. Dan mereka,
kita, kami, menunggu suaramu. ***