“Hearingnya kapan ya, kok dah pada terbang jalan-jalan, eh salah
bimbingan teknik, katanya,” celoteh seorang kawan di pinggiran SPBU Kotabumi,
sambil menikmati bakso gerobak dorong.
bimbingan teknik, katanya,” celoteh seorang kawan di pinggiran SPBU Kotabumi,
sambil menikmati bakso gerobak dorong.
Tampaknya kawan terlalu banyak ngasih sambal di adonan baksonya, rasa pedas itu terlihat jelas dibibirnya yang mulai memerah dibarengi matanya yang
mulai berkaca-kaca. Seperti pedasnya awal cerita pak legislator yang katanya
menyoroti jalan-jalannya para Kades dan sekdes, tapi akhirnya mlempem kayak
kerupuk yang disiramkan dikuah bakso.
mulai berkaca-kaca. Seperti pedasnya awal cerita pak legislator yang katanya
menyoroti jalan-jalannya para Kades dan sekdes, tapi akhirnya mlempem kayak
kerupuk yang disiramkan dikuah bakso.
“Wuih pedas betul ya, tu diminumkan es, kawan biar adem dikit,” sercah sahabat
yang baru datang mengenakan baju bergaris hitam berbentuk kotak-kotak, kayak
kotak-kotaknya penyimpan statement mereka yang terkurung rapid an tak mungkin
lagi keluar untuk membendung aliran dana “boros” nya para kades dan sekdes.
yang baru datang mengenakan baju bergaris hitam berbentuk kotak-kotak, kayak
kotak-kotaknya penyimpan statement mereka yang terkurung rapid an tak mungkin
lagi keluar untuk membendung aliran dana “boros” nya para kades dan sekdes.
Aku yang lihat tingkah kedua kawanku itu hanya tersenyum sambil menikmati
keripik dari pedagang asongan yang
kubeli karena melihat sepinya pembeli, kendati keringatnya sudah mengucur
ditubuhnya, pedagang asongan itu masih mencoba menjajakan dagangannya. Ah tidak
ada fikiran dimereka tentang jalanya Kades dengan dana yang fantastis itu, toh
bukan bagianya. Yang mereka tahu mencari duit seribu dua, dengan modal sendiri,
bukan enaknya menikmati kucuran uang Negara yang kemudian bisa ngajak
keluarganya jalan-jalan.
keripik dari pedagang asongan yang
kubeli karena melihat sepinya pembeli, kendati keringatnya sudah mengucur
ditubuhnya, pedagang asongan itu masih mencoba menjajakan dagangannya. Ah tidak
ada fikiran dimereka tentang jalanya Kades dengan dana yang fantastis itu, toh
bukan bagianya. Yang mereka tahu mencari duit seribu dua, dengan modal sendiri,
bukan enaknya menikmati kucuran uang Negara yang kemudian bisa ngajak
keluarganya jalan-jalan.
“Lu diam aja sobat, enak ya keripiknya,” Tanya sahabat kepadaku, dengan
gaya senyumnya yang khas, rambutnya yang
dipotong agak cepak itu, menggugahku dari diam menikmati keripik singkong.
Seperti diamnya para wakil rakyat tentang belasan juta per kades untuk dana
bimtek. Nikmat keripik singkongku seperti nikmatnya para jajaran kades hingga
punggawa kabupaten, bersama bancakan menikmati dana yang ga perlu mengucurkan
keringat mencarinya.
gaya senyumnya yang khas, rambutnya yang
dipotong agak cepak itu, menggugahku dari diam menikmati keripik singkong.
Seperti diamnya para wakil rakyat tentang belasan juta per kades untuk dana
bimtek. Nikmat keripik singkongku seperti nikmatnya para jajaran kades hingga
punggawa kabupaten, bersama bancakan menikmati dana yang ga perlu mengucurkan
keringat mencarinya.
Mungkin tidak perlu bertanya apa hasil yang akan mereka pulang dari
bimtek itu ke desanya, yang sudah pasti oleh-oleh untuk keluarga besarnya dulu.
Masalah apa yang mau diterapkan di desanya ya itu urus nanti. Jika kurang
matang dan paham, tahun depan masih ada anggaran lagi untuk bimtek ke daerah
lain lagi. “Ah biarkan mereka jalan, dan biarkan mereka (baca : Legislator)
diam”. ***
bimtek itu ke desanya, yang sudah pasti oleh-oleh untuk keluarga besarnya dulu.
Masalah apa yang mau diterapkan di desanya ya itu urus nanti. Jika kurang
matang dan paham, tahun depan masih ada anggaran lagi untuk bimtek ke daerah
lain lagi. “Ah biarkan mereka jalan, dan biarkan mereka (baca : Legislator)
diam”. ***