Tidak Pernah Masuk Kerja, Kepsek PAUD Neki Diduga Tilep Dana BOP

Tidak Pernah Masuk Kerja, Kepsek PAUD Neki Diduga Tilep Dana BOP

gentamerah.com

Way Kanan- Diduga Kepala Sekolah Pendidikan anak usia dini
(PAUD) Dharmawanita Kampung Neki, Banjit Kabupaten Way Kanan, Lampung,
menyimpangkan dana bantuan operasional penyelenggaraan PAUD tahun 2016. Penggunaan
dana bantuan tersebut tidak sesuai dengan petunjuk teknis.
Selain diduga menyimpangkan dana BOP, Kepala Sekolah PAUD,
Nur Asiah tidak pernah masuk kerja. “Setahu saya kepala sekolah itu tidak
pernah masuk, bahkan satu guru lagi yang merupakan menantunya juga tidak pernah
masuk,” ujar salah seorang wali murid yang enggan disebut namanya.
Terkait dana BOP, para wali murid juga tidak pernah
mengetahuinya, untuk kebutuhan belajar, wali murid dibebankan untuk membeli
buku menggunakan dana sendiri. “Kami beli buku sendiri, bayar SPP juga. Harga
buku itu kami beli dengan harga Rp75 ribu, kalau SPP Rp25 Ribu,” ujarnya, Kamis (06/04/2017.
Salah seorang guru aktif di PAUD tersebut mengakui adanya
bantuan BOP yang diterima sekolah. “Memang ada, ya saya dikasih tapi ga banyak.
Kalau gurunya ada tiga orang, saya sendiri, Bu Asiah sama satu guru lagi Bu
Maya,” ujar guru tersebut.
Mengenai besarnya dana BOP yang diterima PAUD, guru tersebut
tidak mengetahui jumlahnya. “Besarnya tidak tahu, kalau muridnya pada tahun
2016 itu ada 20 orang,” ujarnya.
PAUD Neki yang masih memakai gedung Balai Kampung Neki, dari
pamantauan gentamerah.com, tidak memiliki peralatan bermain. Sementara
sesuai  Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan    Nomor 2 Tahun 2016   Tentang   
Petunjuk  Teknis  Penggunaan 
Dana  Bantuan operasional
penyelenggaraan PAUD, dana tersebut salah satunya  dipergunakan untuk pembelian buku pelajaran.
Seuai Permen Pendikbud tersebut, dalam satu siswa didanai BOP
sebesar Rp600 ribu.  Jika PAUD Neki
memiliki 20 siswa maka jumlah dana yang diterima sebesar Rp12 juta.
Kepala Sekolah PAUD Neki, Nur Asiah yang ditemui SDN 2
Campang Lapan, Banjit, mengelak tuduhan dugaan penyimpangan tersebut. “Saya
tetap masuk kerja, walaupun hanya satu minggu sekali,” kata dia.
Berkaitan dengan dana BOP, Nur mengaku hanya menerima dana
sebesar Rp5 juta. Dengan alasan siswa yang aktif hanya 15 orang. “Dana yang
saya terima itu hanya Rp5 juta, lebih dikit. Dana itu digunakan untuk membeli
salon (Salon Aktiv,RED), lemari dan VCD. Kalau masalah buku memang harus beli
sendiri,” ujarnya.




Penulis : Baiki
 Editor : Seno
Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group