gentamerah.com | Waykanan- Sejak berdiri gedung SMAN 1 Blambanganumpu, Waykanan, Lampung, tidak memiliki pagar yag merupakan pegaman bagi siswa agar tidak keluar sembarag dari lokasi sekolah. Dengan kondisi tersebut, Kepala sekolah setempat berharap pemerintah daerah dan Provinsi Lampung dapat mengucurkan dana pembuata pagar lokasi sekolah, atau adanya hibah dari wali murid.
Kepala SMAN 1 Blambanganumpu, Sevensari mengatakan semula saat status sekolah masih berada dibawah Dinas Pendidikan Kabupaten Waykanan, Bupati Raden Adipati Surya pernah menjajikan akan dibangunnya pagar sekolah. Namun, belum sempat terealisasi, status SMA sederajat ditarik ke Dinas Pendidika Provinsi Lampung.
“Memang kalau awalnya pak bupati kita yang saat itu melihat langsung kondisi sekolah, yang pagar samping dan belakang hanya menggunaka bambu, beliau berjanji akan megucurkan proyek pagar, dan telah disetujui dinas PU saat itu. Tapi belum sempat dibagun, SMA pengelolaanya ditarik ke provinsi, jadi ya batal,” katanya.
Meurutya, sumbangsih dari wali murid sudah pernah diusulkan melalui komite sekolah. Namun, hingga saat ini belum diketahui berapa besarnya dana yang sudah ada di komite sekolah. “Saya belum tahu berapa dana yag sudah ada dari sumbangsih wali murid. Harapan saya semua berjalan bagus. Karena pagar sekolah sangat dibtuhkan, agar siswa tidak keluar masuk semauya dari lokasi sekolah, itu demi keamanan siswa kita. Kalau mau menunggu dari provinsi, saya belum tahu mau sampai kapan,” ujarnya.
Harapannya, ada donatur atau penghibah dari pihak ketiga, sehingga pagar sekolah segera dibangun. “Saya sangat khawatir jika hanya pagar bambu seperti itu terus, akan mudah rusak atau dirusak siswa. Selian itu, pagar beton juga bisa sebagai pengama dari luapan air, sehingga tidak masuk ke lokasi sekolah,” kata Sevensari, beberapa waktu lalu kepada gentamerah.com
Dua duta lingkungan hidup asal Mesuji yang mewakili Lampung berhasil sabet medali. Antika Apriani berada di posisi ke 5 (4th Runner-Up) dan Dina Eka Agustin