Waykanan- Saat ini banyak wartawan yang hanya bermodal Id Card tapi tidak ada produk jurnalisnya, muncul tanpa berita alias Wartawan Muntaber.
Hal itu disampaikan CEO Genta Net Media (GNM) Group, Warseno saat memberikan pelatihan dasar dan pemahaman tentang jurnalisme, yang diselenggarakan komunitas pustaka pembaca kencana (KPPK), gelar pelatihan jurnalis dasar bagi pemuda, di Kafe Taruna, Blambanganumpu, Waykanan, Minggu (20/10/2024).
Menurut Seno panggilan akrab Warseno, perlunya semua lapisan memahami apa itu wartawan. Agar bisa membedakan wartawan yang memang pewarta dan wartawan abal-abal.
“Pada dasarnya semua yang disebut wartawan itu memiliki kewajiban menulis, menyajikan dan perlu memahami tulisan yang dibuatnya. Jangan hanya modal Id Card dan tidak pernah nulis, Cuma menakut-nakuti pejabat,” katanya.
Menurutnya, saat ini tantangan terbesar wartawan itu enggan melakukan investigasi, hanya berebut dengan rilis yang dibuat oleh pajabat.
“Misal ada acara seremonial, wartawan A datang kelokasi, tapi bukannya menulis apa yang terjadi dan dibicarakan pejabat disitu, tapi lebih memilih menunggu rilis dari humas. Ini yang tidak benar,” ujarnya.
Kata Seno, pada pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, wartawan dalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.
“Untuk belajar menulis sebuah berita memang tidak cukup sahari dua hari, apalagi jam. Jadi acara hari ini, saya lebih setuju kalau di bilang pengenalan untuk membuat sebuah berita. Karena belum tentu yang mengaku-ngaku wartawan bisa menulis sebuah berita,” kata dia.
Dalam membuat berita, kata Warseno, ada unsur-unsur yang harus dipenuhi, terumatama 5W + 1 H.
Dalam acara tersebut selain menghadirkan Warseno sebagai naras umber juga menghadirkan Jurnalis media wartamu.id, Hamdani Mamur.
Founder Pustaka Kencana, Eko Prasetyo mengatakan, acara tersebut di gelar untuk memberikan pemahaman tentang dunia jurnalis kepada para pemuda, agar mengerti tugas wartawan.
“Ini bagian dari literasi, kita ajak generasi muda untuk memahami bagaimana menulis berita yang baik,” katanya.
Saat ini, kata Eko banyak pemuda yang tidak gemar untuk membaca apalagi menulis.
“Pemuda saat ini lebih hobi memahami sesuatu itu dari video, padahal dengan membaca mereka akan lebih banyak ilmu, apalagi jika mereka mau belajar menulis yang benar,” ujarnya.
Sementara itu, Hamdani Mamur, Jurnalis media wartamu.id yang juga menjadi nara sumber, memperkenalkan tentang jurnalis sipil dan akurasi berita.
Peserta juga diminta untuk membuat sebuah lead, agar bisa memahami berita yang menarik dan kurang dipahami pembaca.