Cegah Kenakalan Remaja, SMKN 1 Pakuanratu Gandeng APH Beri Pahaman Hukum

Cegah Kenakalan Remaja, SMKN 1 Pakuanratu Gandeng APH Beri Pahaman Hukum
Briptu Ari Firmansyah yang membacakan amanat Kapolda Lampung, saat menjadi Pembina upacara di SMKN 1 Pakuanratu

Waykanan – Cegah kenakalan remaja dan memberikan pembinaan tentang kedisiplinan, SMK Negeri 1 Pakuanratu, Waykanan, Lampung menggandeng polsek setempat untuk menjadi Pembina upacara, Senin (11/12/2023).

Babinkamtibmas Polsek Pakuanratu, Briptu Ari Firmansyah yang membacakan amanat Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, saat menjadi Pembina upacara mengatakan, kenakalan remaja bentuk dalam mengkontrol diri, sehingga siswa siswi kurang menjadi mengetahui terhadap cara berprilaku yang baik.

“Kalau kenalan remaja ini terus dibiarkan, maka mereka melakukan pelanggaran ataupun tindakan kriminal, banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan karena itu semua,” katanya.

Ari menjelaskanb, hal itu akan merugikan diri sendiri dan juga Masyarakat. “Kenakalan remaja ini, dapat menghambat kemajuan kita dalam belajar dan mencapai cita-cita dimasa mendatang,” ujarnya.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja, kata Ari yang mencotohkan factor tersebut, salah satunya adalah kemajuan teknologi dan penggunaan internet menjadi salah salah satu pemicunya.

“Banyak diantara siswa siswi yang lebih asik sendiri, dibandingkan peduli dengan lingkungan sekitar, mengabaikan dewan guru bahkan orang tua di rumah,” kata Ari.

Padahal, ujara dia,  guru merupakan orang tua siswa siswi di sekolah, tugas seorang guru bukan hanya mengajar mata pelajaran di dalam kelas, tapi bagaimana sosok guru mampu mengasah soft skill siswa, membentuk siswa yang berkarakter.

 

Sementara Kepala SMKN 1 Pakuanratu, Ahmadi usai upacara menjelaskan, hadirnya penegak hukum disekolah sangat penting. Karena dapat memebirikan arahan terkait hukum.

“Banyak kenalan remaja ini, misalnya Bullying, berantem, kebut-kebutan saat berkendara, ini semua harus diberikan pemahaman secara hukum. Biar mereka paham, bhawa semua itu ada hukumannya,” kata dia.

Ahmadi mengatakan, upacara hari Senin tanpa disadari telah mengajak siswa untuk disiplin. “Kalau hanya sekedar upacara rutin, itu biasa, makanya harus kita buat yang lain. Memeng dengan upacara itu sudah mengajarkan anak disiplin, begitu juga dewan guru. Tapi kalau kita buat beda akan lebih mengena ke mereka,” kata mantan Kepala SMKN 1 Negeri Agung.

Tinggalkan Balasan