Gentamerah.com || Lambar – Bisnis budidaya ikan air tawar di masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini cukup menjanjikan dan memilki potensi yang cukup baik, terlebih jika dikelola dengan serius serta didukung oleh pemerintah. Seperti yang ada di Pekon Muara Jaya 1, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat.
Suwarno (44), Warga Pekon Muara Jaya 1 salah satu pelaku usaha bisnis budidaya ikan air tawar di Pekon tersebut yang sudah menggeluti bisnis budidaya ikan air tawar selama lebih kurang 20 tahun. Banyak suka suka yang dirasakan utamanya terkait akses jalan.
Pria yang akrab disapa Kang Warno itu juga menakhodai Gabungan Kelompok Tani (Tani Mandiri) dan Kelompok Perikanan Tunas Muda, beranggotakan 12 orang itu mengaku kesulitan dalam mengeluarkan hasil panen karena terkendala akses jalan yang belum pernah tersentuh pembangunan sama sekali baik dari pemerintah Pekon, maupun Kabupaten.
“Kondisi inilah yang membuat kami kelompok petani ikan disini mengalami kesulitan saat akan memasarkan hasil panen. Akibat situasi jalan yang sulit dilalui apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini, membuat kami harus mengandalkan jasa ojek motor untuk mengangkut hasil panen. Kami berharap adanya perhatian pemerintah kabupaten Lampung Barat, karena ini adalah jalan kabupaten,”kata Kang Warno, Minggu(26/12/2021).
Menurutnya, selain kendala akses jalan, mahalnya harga pakan ikan karena tidak sebanding dengan harga jual ikan dipasaran. Belum lagi ditambah ongkos angkut yang harus mengandalkan jasa ojek supaya bisa sampai ke lokasi
Kendati demikian, Kang Warno tetap konsisten menekuni bisnis budidaya ikan air tawar bersama kelompoknya, dilahan seluas 16000 meter persegi itu, banyak suka-duka yang dialami mulai dari kendala modal, dan yang lebih menyulitkan lagi adalah akses jalan yang belum tersentuh pembangunan sama sekali.
“Kami sangat berharap adanya perhatian pemerintah untuk memperbaiki jalan kami ini, sebab selain untuk jalan usaha tani, jalan ini juga merupakan akses penghubung dua Pekon yakni Pekon Muara Jaya 1 dan Pekon Sinar Luas,”kata dia lagi.
Ditambahkannya, bahwa masyarakat setempat sudah sering kali bergotong- royong memperbaiki akses jalan tersebut sehingga badan jalan siap untuk dilakukan peningkatan apabila sewaktu-waktu akan diperbaiki.
“Jika musim kemarau/panas jalan ini bisa dilalui kendaraan roda empat, akan tetapi saat musim hujan seperti sekarang ini sangat sulit dilalui kendaraan roda empat, motor saja jika tidak di pasang rantai bannya susah untuk melintas disini,”tambahnya.
Diketahui, jalan alternatif penghubung dua Pekon tersebut memiliki panjang 1,9 kilometer, dan baru setahun terakhir ini mulai dilakukan pelebaran oleh masyarakat setempat supaya bisa dilalui kendaraan roda empat. Namun, karena keterbatasan masyarakat yang sudah secara sukarela menghibahkan tanahnya untuk pelebaran jalan sangat berharap adanya perhatian pemerintah kabupaten Lampung Barat.
Jalan tersebut baru sekali mendapat bantuan perbaikan yakni peningkatan rigid beton dengan panjang 160 meter, lebar 2,5 meter dari Kementerian Perikanan pada tahun 2019 lalu. Padahal, kecamatan Kebun Tebu merupakan komplek pejabat utama Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Dimana kediaman Bupati, Ketua DPRD bahkan Anggota DPR RI juga berada disana, akan tetapi pemerataan pembangunan infrastruktur masih belum bisa di nikmati masyarakat setempat secara keseluruhan.
Laporan : Nara