Bandarlampung – Akibat hujan deras mengguyur, menyebabkan banjir melanda sebagian besar wilayah Kota Bandarlampung, Jumat (17/01/2025) sekitar pukul 16.00.
Fauzan (23), salah satu korban mengatakan, banjir bukan hanya di sebabkan karena alam, namun juga kelalaian pemerintah kota Bandarlampung, dalam pengelolaan infrastruktur.
Shal itu, kata Fauzan, semenjak adanya pembangunan khususnya daerah dataran tinggi, sehingga lahan terbuka hijau semakin terbatas. Akibatnya saat hujan deras, menyebabkan limpahan air yang tidak terkendali sebab tidak dapat di serap oleh tanah.
Hal senada di akui Aldo (34), banjir sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat Bandarlampung, khususnya bagian Teluk Betung Selatan.
“Setiap curah hujan tinggi, dapat di pastikan rumah di daerah rawan banjir akan terendam air. Harta benda dan kendaraan habis diterjang oleh banjir,” katanya.
Akibat banjir itu, kata dia, banyak kendaraan lain terjebak di jalanan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya mitigasi bencana masih sangat lemah dan harus menjadi perhatian serius pemerintah kota, provinsi, serta pihak terkait.
Sementara itu, Menurut Ridwan, Ketua DPC GMNL Bandarlampung mengatakan, banjir beberapa waktu yang terjadi di kota setempat, tidak hanya di sebabkan debit air yang meningkat.
“Seharusnya dengan mempertegas banyak faktor, banjir di kota Bandarlampung bisa di minimalisir apabila mitigasi bencana di lakukan tepat sasaran,” ujarnya.
GMNI Bandarlampung mendesak agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah konkrit dalam mengatasi masalah banjir.
“Perbaiki sistem drainase yang tersumbat, melakukan normalisasi sungai, serta menambah ruang terbuka hijau yang dapat menyerap air hujan,” kata dia.
Ridwan mengatakan, tanggung jawab tersebut tidak hanya terletak pada pemerintah, tetapi masyarakat juga harus di libatkan dalam upaya-upaya pencegahan, dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan penyumbatan saluran air.
“Kami juga menyerukan kepada seluruh elemen mahasiswa, pemuda, dan masyarakat untuk bergotong royong dalam membantu korban banjir dan turut serta dalam kegiatan pemulihan pasca-banjir,” ujarnya.