Trauma Hantui Korban Tsunami Selat Sunda, Tim Medis Lamteng: Mereka Perlu Penanganan Khusus

Trauma Hantui Korban Tsunami Selat Sunda, Tim Medis Lamteng: Membutuhkan Penanganan Khusus

gentamerah.com | Lampung Selatan  – Pasca peristiwa bencana tsunami Selat Sunda, yang melanda pesisir pantai di Lampung Selatan dan Banten pekan lalu, menimbulkan trauma dahsyat bagi para korban. Sehingga dibutuhkan perhatian dan penanganan khusus, untuk mengembalikan kondisi psikis yang terguncang.

Kecemasan dan ketakutan, selalu menghantui korban hingga menimbulkan trauma. Seperti dikatakan tim kesehatan dari Lampung Tengah, Erick Ismail, yang saat ini berada di lokasi bencana, seluruh korban tinggal di tenda-tenda darurat, yang terbuat dari terpal plastik, tersebar dibeberapa lokasi, logistik bantuan juga telah sampai kepada korban, hingga ke lokasi terpencil.
Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, seperti bahan makanan dan minuman, pakaian, alas tidur, selimut, perlengkapan mandi, hingga perlengkapan anak-anak dan balita, semuanya telah tersalurkan, bahkan di Posko logistik masih tersisa.
“Kondisi kesehatan para korban juga tidak terganggu, semuanya terlihat sehat, dan bantuan sudah tersentuh semua,” jelas Erick, Selasa (1/1/2019).
Ditambahkannya, yang sangat dibutuhkan para korban hingga beberapa bulan kedepan, adalah pemulihan ekonomi, karena saat ini ribuan pengungsi telah kehilangan mata pencarian, yang sebelumnya hidup dari hasil melaut.
Salah satu upaya pemulihan psikis warga, yaitu dengan cara memberikan pelatihan kerajinan, atau keterampilan kerja industri, untuk menghilangkan jenuh selama di pengungsian. Juga sebagai alternatif penghasilan tambahan, selama belum bisa kembali melaut.
“Kalau ada yang punya koneksi dengan home industri atau kerajinan tangan, yang bisa dikerjakan oleh mereka di pengungsian, untuk dapat memberikan hasil meskipun kecil, tapi mereka punya aktifitas sehingga tidak jenuh selama di pengungsian,” harapnya.
Upaya yang telah dicoba oleh tim relawan disana, mengajak warga pengungsi mengumpulkan botol bekas air mineral, dan barang bekas lainnya, yang dapat dijual atau dibuat kerajinan tangan sebagai souvenir.
“Tadi sudah saya himbau kepada mereka, untuk memungut botol dan gelas bekas air mineral, agar dikumpulkan kemudian di jual, atau dibuat karya seni dari bahan bekas. Kalau ada mentor yang dapat memberikan pelatihan, sangat dibutuhkan kehadirannya,” harapnya.

Penulis : Gunawan
 Editor : Yana

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group