gentamerah.com // Pesawaran – Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Pesawaran, Lampung disemua lapisan dan sektor, agar tidak terjebak dengan ego-sektoral, ego-organisasi, atau ego-programnya masing-masing. Diyakini ASN bisa mengaktualisasikan baktinya secara lebih baik kepada masyarakat, bangsa dan negara
Hal itu diungkapkan Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona, saat peringatan Hari Ulang Tahun Ke-48 Korpri , di Lapangan Pemda setampat, Jum’at (29/11/2019) .
Menurutnya, dengan memantapkan fungsi organisasi Korpri sebagai perekat pemersatu bangsa, dapat memeperkut netralitas seluruh anggota, meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. “Dan juga meningkatkan kepedulian sosial dan lingkungan dalam bentuk kegiatan olahraga, bakti sosial, penghijauan, pembinaan mental, pertemuan ilmiah,dan kegiatan lomba,” katanya.
Dendi menuturkan, dengan mengenang kembali semangat dan niat mulia para guru diseluruh tanah air, tanggal 25 November 1945, puluhan organisasi guru yang berbeda faham dan golongan, sepakat untuk melebur menjadi satu sehingga lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
“Setelah 74 tahun Indonesia merdeka, jati diri PGRI sebagai organisasi profesi yang independen, unitaristik dan nonpartisan senantiasa dijaga dan melekat di dada pengurus, pejuang, aktifis dan para guru,”ucapnya.
Sebagai rumah besar perjuangan guru, kata Dendi, pendidik dan tenaga kependidikan, PGRI terus bergerak, mengabdi dan memperbaharui diri agar senantiasa adaptif dan responsif terhadap perubahan dan kemajuan teknologi.
“Namun, betapapun majunya teknologi, sejatinya guru tidak pernah dapat digantikan oleh teknologi,” ujarnya.
Guru yang mencintai pekerjaannya, mengabdikan diri bagi kemajuan peserta didik, memperbaiki kualitas diri dan terus berinovasi guna memperoleh praktek terbaik dalam melaksanakan tugasnya, menjadikan ilmunya sebagai penerang hati dan kemanusiaan, sadar sepenuhnya bahwa perilaku dirinya dijadikan contoh bagi siswanya.
“memperlakukan peserta didik setara tanpa membedakan latar belakang apapun, menjadikan ruang kelas sebagai rumah perubahan, menjaga toleransi atas perbedaan siswa, merawat kasih sayang bagi pertumbuhan pribadi positif peserta didik dan tidak mudah mengeluh, adalah sosok guru yang tidak pernah lapuk oleh zaman dan teknologi,”tegas Dendi (Ali)
Debatnya seru ya, tapi itu menurutku. Karena seru menurutku belum tentu menurut mereka,” celoteh kawan sambil menikmati secangkir Kopi pait yang kubuat.