Dicekoki Miras, Seorang Gadis Belia di Lamsel Jadi Korban Trafficking & Perkosaan Hingga Hamil

 

Dicekoki Miras, Seorang Gadis Belia di Lamsel Jadi Korban Trafficking & Perkosaan Hingga Hamil

Gentamerah.com || Lamsel – Diduga menjadi korban perkosaan
dan perdagangan orang pada tahun 2021 lalu, Mawar (bukan nama sebenarnya) usia
14 tahun, hamil lima bulan dan mengalami pendarahan hingga kandungannya
keguguran, saat korban mendadak sakit perut dan diperiksakan kesehatannya ke
Puskesmas Rawat Inap (PRI) Bakauheni, pada Selasa (04/01/2022) siang.

Akibat peristiwa yang menimpa Warga Desa Bakauheni,
Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, itu, keluarga korban membuat laporan ke Mapolsek
Penengahan, didampingi petugas PRI Bakauheni.

Bayi yang dilahirkan korban berusia sekitar lima bulan dan meninggal
dunia tersebut, sudah dimakamkan oleh keluarganya, pada Rabu (05/01/2022) sore
kemarin.

Mawar yang masih dirawat di Puskesmas Rawat Inap (PRI)
Bakauheni, masih terbaring lemas di bangsal ruang perawatan, ditemani ayah serta
kakak perempuannya, Kamis (6/1/2022).

Menurut korban, awalnya, dirinya diajak jalan oleh Aml,
seorang Wanita sebagai terduga pelaku, pergi ke 
rumah nenek pelaku di daerah Pematang Pasir. Tapi, Ia diajak nongkrong
terlebih dulu oleh Aml ke Pantai Onar.

 Korban mengaku
mengenal terduga Aml, saat masih bekerja di Rumah Makan daerah Pematang Pasir,
karena pelaku tersebut tempat tinggalnya di Pematang Pasir.

“Malam itu, saya bilang ke mbak Aml (pelaku), kok ke
pantai mbak dan dia (Aml,RED) bilang, kita santai aja dulu disini
(pantai),”kata korban.

Korban mengaku tidak ingat kejadian itu tanggal dan bulan
berapa. “Saya nggak ingat tanggal dan bulan berapa, saat malam kejadian
itu. Saya ingatnya hanya malam Kamis aja dan itu masih tahun 2021, jauh sebelum
tahun baru,”ujarnya.

Di Pantai itu, kata Mawar, pelaku Aml, menawarkan kepada
dirinya agar mau menerima tawaran dan ajakannya untuk open BO. Karena
kepolosonnya, korban tidak mengerti isitilah open BO dan Mawar kembali
menanyakan ke pelaku Aml maksud dari kata tersebut.

“Open BO itu, kamu (saya) ini dipakai orang terus
dibayar. Kamu harus mau ya?, lumayan uangnya,”kata korban mengulangi
perbincangan mereka.

Saat itu juga, korban menolak tawaran tersebut, dan malam
itu juga korban meminta kepada pelaku untuk diantarkan pulang. Malam itu juga Mawar
diajak oleh pelaku Aml beserta seorang seorang laki-laki yang tidak dikenalnya,
mereka mengendarai motor Yamaha Vixion boncengan bertiga.

Korban mengira, diajak pergi dari pantai untuk  diantarkan pulang. Ternyata diturunkan oleh  kedua pelaku di sebuah gubuk di tengah kebun daerah
Pematang Pasir.

“Di gubuk itu, mbak Aml menyuruh saya untuk mau
menerima tawaran open BO itu lagi. Kalau tidak mau, saya mau ditinggal ditengah
kebun itu dan saya tetap menolaknya,”ungkapnya.

Saat korban sedang duduk, tiba-tiba kedua kakinya langsung
dipengangi kedua pelaku dan dadanya didorong hingga terjatuh. Kendati berusaha
melawan, tetapi tenaga korban kalah dengan kedua pelaku.

Aml masih memegangi kaki korban, kemduian pelaku lain
memegangi kedua tangan korban. Kemduian kedua pelaku memaksa korban menenggak
minuman keras (miras).

“Saya dicekoki miras sama pelaku laki-laki itu, hingga
akhirnya saya tidak sadarkan diri lagi,”bebernya.

Korban yang tidak sadarkan diri, dimanfaatkan oleh pelaku
laki-laki yang tidak dikenalnya untuk dirudapeksa. Korban baru sadarkan diri
setelah menjelang pagi hari pada Kamis. Betapa kagetnya korban ternyata celana
dalam yang dikenakannya sudah tidak ada lagi. Selain itu, kemaluannya merasakan
sakit. Tapi pelaku laki-laki itu sudah tidak ada lagi, hanya ada pelaku Aml
saja.

“Saya nggak kenal sama pelaku laki-laki yang sudah
cekoki saya miras dan gagahi saya itu, bahkan wajahnya seperti apa saya nggak
paham karena dia (pelaku) pakai masker dan kacamata,”jelasnya.

Pada Kamis pagi itu, Aml menawari korban untuk bekerja di Palembang.
Namun, Mawar menolak dan minta diantarkan pulang ke rumahnya. Tapi pelaku Aml,
tetap mengajaknya pergi bersama seorang laki-laki lain lagi dengan mengendarai
sepeda motor. Setelah itu, motor dititipkan di rumah saudaranya pelaku.

“Begitu motor sudah dititipkan, saya disuruh naik bus
sama mbak Aml dengan laki-laki itu untuk ikut kerja di Palembang. Selama satu
bulan setengah, saya kerja jadi tukang masak di sebuah proyek di daerah Lahat,
Palembang,”kata dia.

Kemudian korban bisa pulang lagi ke rumahnya di Bakauheni
bertemu keluarganya, setelah diantarkan pulang dengan salah seorang pekerja di
Palembang itu yang merasa kasihan dengan dirinya. 

“Saya bisa pulang lagi, setelah saya diantar sama orang
yang kerja di proyek tempat saya kerja masak di Palembang itu,”kata dia
lagi.

Kedati sudah berada di rumah kedua orang tuanya, korban tidak
menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Bahkan korban tidak mengetahui jika
dirinya sedang hamil.

“Saya nggak tahu, kalau saya hamil akibat ulah bejat
pelaku pada saat itu yang sudah mencekoki miras dan gagahi
saya,”tandasnya.

Korban diketahui dalam keadaan hamil, setelah korban
merasakan sakit perut Selasa siang (4/1/2022) sekitar pukul 12.30 WIB dan
korban dibawa keluarganya ke Puskesmas Rawat Inap (PRI) Bakauheni.

Begitu di Puskesmas, taklama kemudian korban Mawar tiba-tiba
mengalami pendarahan hebat hingga keguguran. Dari situlah, ayah korban dan
kakak perempuannya baru mengetahui kalau Mawar tengah hamil dan menjadi korban
pemerkosaan setelah korban mau menceritakan kejadian sebenarnya.

Selanjutnya, kakak perempuan korban didampingi oleh salah
satu petugas dari Puskesmas Bakauheni melaporkan dugaan pemerkosaan yang
menimpa korban ke Mapolsek Penengahan.

Ayah korban, Susanto (55) mengaku, tidak mengetahui kalau
anak perempuan keempatnya itu, sedang hamil dan sudah menjadi korban
pemerkosaan.  “Saya tahunya kalau
anak saya ini hamil dan jadi korban pemerkosaan, Selasa siang kemarin saat
diperiksa di Puskemas,”kata dia.

Selasa sore, Sunarto melaporkan kejadian itu ke Mapolsek
Penengahan. Setelah mendapatlan laporan, Rabu pagi sekitar pukul 10.00 WiB
polisi datang dan menanyakan langsung mengenai kronologi kejadian yang dialami
putrinya.

Susanto meminta, agar masalah tersebut diproses hukum dan
para pelakunya segera ditangkap. “Saya tahunya, kalau anak saya Mawar ini
kerja di Rumah Makan di daerah Pematang Pasir. Saya tidak tahu, kalau Mawar
kerja jadi tukang masak di Palembang,”tandasnya.

Sementara itu,  salah
seorang perawat Puskesmas Rawat Inap (PRI) Bakauheni yang ikut menangani korban
mengatakan, Mawar datang ke Puskesmas, Selasa (4/1/2022) sekitar pukul 14.30
WIB dengan keluhan sakit perut.

“Kami mengira, sakit perutnya karena datang bulan
(menstruasi) seperti umumnya wanita lain. Tapi anehnya kok semakin hebat dan
biasanya kalau wanita lagi datang haid, tidak separah itu sakit perutnya,”
kata dia.

Tim medis setempat kemudian memeriksa  celana dalam korban dan ternyata korban sudah
mengeluarkan darah.  “Kami coba
tanya ke korban apakah habis minum obat dilarang, korban menjawab habis minum
obat sakit perut saja. Lalu kami coba tanya lagi apa habis jatuh, sebab tidak
mungkin pendarahan sebanyak itu. Korban jawab tidak, dan kita tanya lagi apa
pernah berhubungan intim dan disitulah korban menceritakan kejadian yang
dialaminya sudah jadi korban pemerkosaan,”kata dia.

“Kami tidak bisa mengambil tindakan langsung, sebab harus
ada keluarga yang mendampinginya. Tindakan awal, korban diinfus lalu keluarga
korban disarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit, karena melihat kondisi korban
sudah diluar batas kemampuannya. Ternyata darah yang keluar makin banyak,
akhirnya pecah ketuban dan korban ini menguat seperti orang mau
melahirkan,”terangnya.

Sekitar pukul 15.20 WIB, keluarlah jabang bayi, perawat kemudian
memanggil keluarga korban.

“Pada saat keluar, bayi itu sempat gerak sebentar.
Karena usia bayi masih prematur sekitar lima bulan, saat itu juga langsung
meninggal bayinya,”pungkasnya.

Terpisah, Kapolsek Penengahan, Iptu Setio Budi Howo membenarkan
adanya laporan kasus dugaan pemerkosaan dan perdagangan orang korban masih
dibawah umur.

“Ya benar, Selasa sore atau dua hari lalu laporannya.
Kakak korban dan petugas dari Puskesmas Bakauheni yang datang melaporkan kasus
dugaan pemerkosaan itu,”ujarnya.

Terduga pelaku, kata Iptu Setio Budi Howo, sudah diketahui
identitasnya, saat ini masih dalam pencarian oleh petugas karena para terduga
pelaku sudah tidak ada di rumahnya atau sudah berada di luar Provinsi Lampung.

“Jadi sebelum kasus itu dilaporkan, terduga pelaku
sudah pergi lebih dulu keluar Lampung,”ungkap mantan Kanit Reskrim Polsek
Natar ini. Yang jelas, kami terus berupaya mencari keberadaan terduga pelaku
dan menangkapnya,” pungkasnya.

 

Laporan : Ihsan Fathoni

Editor : Hendri

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group