Diselimuti Fitnah dan Kesal, Pengurus PKS Bali Ramai-Ramai Mengundurkan Diri

Diselimuti Fitnah dan Kesal, Pengurus PKS Bali Ramai-Ramai Mengundurkan Diri
gentamerah.com | Denpasar
– Muncul fitnah ditubuh Partai,
 jajaran
pengurus DPW PKS Bali ramai-ramai mengundurkan diri dari keanggotaan partai. Sejumlah
alasan penyebab pengunduran diri tersebut.
“Tanpa
tabayun, tanpa konfirmasi, memfitnah ini-itu, kita minta klarifikasi, suruh
datang nggak mau datang menjelaskan,” ujar mantan Ketua DPW PKS Mudjiono
ketika dihubungi, Jumat (28/9/2018).
Mudjiono
juga mengaku kesal, karena merasa tak dihargai lagi di partai. Dirinya membantah,
jika DPW PKS Bali dikatakan sempat menolak kedatangan Presiden PKS hingga
dukungan akar rumput ke Jokowi.
“Ya
DPP-lah, dan Presiden (PKS) juga tahu yang bikin isu kader menolak kedatangan
Presiden (PKS), padahal nggak. Kita jamu makan enak, ajak touring, kita
bayarin. Kita klarifikasi, datang dong ke Bali. Kita separuh umur dipakai untuk
mengurusi partai,  dari nggak ada menjadi
ada, kita sudah begini, dibegitukan,” ujar Mudjiono.
Menurutnya,
terkahir kekesalan itu melonjak karena terdapat pilihan yang berbeda. “Tidak
sependapat dengan pilihan DPP, karena DPP milih Prabowo, kita milih Jokowi.
Yang benar sajalah, wong DPP PKS belum ada instruksi ke bawah sampai tanggal
27, belum ada, bahwa DPP mendukung Prabowo, ada apa itu, kok tanggal segitu
sampai hari gini belum ada instruksi. Gitu nuduh kita yang ini, yang bener
saja,” cetusnya.
Mudjiono
mengatakan, selama ini akar rumput belum mengarahkan dukungan ke salah satu
capres. Sebab, menurutnya, belum ada instruksi dari DPP soal keputusan
mendukung salah satu capres.
“Saya
nggak tahu. Yang jelas, dibawah nggak ada pergerakan karena belum ada perintah.
Itu mengadu domba namanya, memang nggak ada instruksi. Kalau kita, justru
diajak sama Partai Gerindra sudah masukkan kita ke grup koalisi. Cuma kita
katakan, kita belum bisa apa-apa karena belum ada perintah ke pusat, kok
tuduhan saya dituduh dukung Jokowi bertentangan dengan DPP,” tanya
Mudjiono.
Mudjiono
menyesalkan sikap DPP partai tempatnya bernaung selama 20 tahun itu. Apalagi
tak ada permintaan klarifikasi sebelum keputusan perombakan kepengurusan.
“Kita
semua orang punya harga diri, organisasi punya aturan main. Kita ini di partai
sudah 20 tahun. Pergantian pengurus, kalau ada apa-apa, disuruh tabayun dulu,
konfirmasi,” ujarnya.
Dengan
alasan itulah Mudjiono bersama beberapa pengurus DPW memutuskan mundur dari
partai dan keanggotaan.
“KTA
sudah kita serahkan, jas kita tanggalkan dan bukan sendiri, semuanya kita
letakkan. Dan bukan sendiri, saya punya 7 pengurus DPD kabupaten/kota ikut
mundur. Sampai tanggal 27 September, Haji Mudjiono, Ketua DPW Bali,
menyelesaikan perbaikan-perbaikan agar PKS lolos pemilu. Tentang rekening dana
kampanye harus saya tuntaskan. Kedua, NPWP seluruh tingkatan baik
kabupaten/kota, NPWP para caleg, kita juga harus menyelesaikan itu, tapi kita
digunting dalam lipatan. Tahu-tahu dinyatakan lolos KPU, langsung bikin
undangan pergantian pengurus. Lewat WA lagi undangannya, Mbak,” ujar
Mudjiono. (Detik)

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group