“Korupsi lagi,” celetoh seorang kawan di warung bakso dekat tugu payan mas Kotabumi, sambil nyeruput kuah baksonya yang agak panas.
Mulutnya yang meluncuk terlihat benar kuah bakso itu pedas dan agak panas. Tapi tetap di lantak aja, kayak mereka tuh, tak mengenal instansi yang menaunginya, pokoknya kenyang aja.
Aku yang baru sampai hanya bisa diam, tidak negeri arah pembicaraan mereka.
Sahabatku yang sedari tadi aja hanya senyum-senyum mendengarkan ocehan kawan itu.
“itu lho, tindak pidana korupsi jasa konsultansi konstruksi di Inspektorat yang lagi rame, kita berdoa saja pak Jaksanya serius tidak minta kerokan karena masuk angin,” ujar sahabat ku sambil mengawai tukang bakso kerikil, minta kopi pahit.
Owalah yang itu tho, gumamku serasa paham dengan kasusnya, padahal gak mengerti, maklumlah kurang informasi, yang biasanya ngasih informasi lagi masuk angin.
“Katanya sih milyaran rupiah dananya, itu hasil audit BPK. Terkait anggaran pengadaan,” timpal kawan yang duduk sambil kakinya diangkat satu menopang diatas kursi Panjang yang di sediakan warung itu.
Ga sebarapa Panjang sih, lebih Panjang lagi cerita pemeriksaan korupsi, karena mungkin ada pejabat lain yang terlibat, atawa malah pejabat tinggi juga kesangkut. Tapi kalau dah menyangkut pejabat tinggi, biasanya agak alot dan jelimet.
Aku mulai hawer-hawer nyangkut obrolan merak ini, mungkin menganai yang di UBL itu, raba-raba saja.
Sahabatku hanya tersenyum sambil nyeruput kopi pahitnya, yang terasa nikmat walau tanpa gula sebutirpun.
“Halah banyak yang ngambang di sini kasusnya, kayak dana milyaran untuk publikasi di dewan, kabarnya ga ada lagi, mungkin sudah hilang di sruput demit,” kata sahabtku sambil tertawa lebar.
Usai bayar kopi pahitnya dia ngoloyor pergi, entah mau kemana. Tumben aja bayar sendiri dia, biasanya pergi aja.
Karena sudah mengahabiskan semangkuk bakso, aku juga habis bayar lalu pamit dengan kawanku pulang. ***