Dua Perangkat Kampung “Cem-ceman”, Om Kasi Umum Dan Mbak Kasi Kesra

“Waduh selingkuh lagi, ini apa lagi trand ya, para aparat kampung main wik-wik,” celoteh kawanku saat ban motornya pecah dan ditampal di tukang tambal ban pinggir jalan area Perkampungan Bali Arah Kasui, Way Kanan.

Aku dan sahabatku yang pakai motor sendiri dan menunggu sambil duduk diatas motor masih nyimak apa yang dibicarakan kawan itu, aparatur kampung yang mana.

“Ga usah ngaranglah, buktinya gak heboh tuh, aturan kalau beneran ya paling ga heboh-heboh dikitlah,” timpal sahabat yang duduk di jok belakangku, sambil tertawa lebar.

Sambil mencabut sebatang rokoknya, kawan mengerutkan dahi. Seperti ingin memperjelas ceritanya.

“Gak heboh apa, ya kalau di kampung lain, mungkin belum pada denger kalau di kampung tempat mereka bertugas jelas dah hebohlah, apalagi kabarnya keduanya memiliki jabatan Kasi Umum dan Kasi Kesra,” ujar kawan yang hendak memperjelas keduanya.

Waduh, kampung mana itu ya, aku berusaha meraba dalam benakku, kalau sudah ada jabatan berarti keduanya sudah berumah tangga.

“Owalah iya, aku baru ingat. Mungkin yang diceritakan kawan kemarin ya, saat suaminya gak ada dirumah, kasi umum cak-cak  bertamu dirumah kasi apa kaur Kesra gitu, lah kalau sudah berulang kali, jelas menjadi pertanyaan sendiri ya, mereka ngapain di rumah berdua, apa main catur,” ujar sahabtaku, sambil menenggak minuman kemasan yang aku beli di mini market.

Padahal aku sendiri y ahaus, malah dihabisin sama dia. Aii dasar sahabat gak mikirin hausnya, sahabatnya.

Nah, mungkin karena haus itulah Om kasi umum nemui mbak kasi kesra, siapa tahu bisa menghilangkan dahaganya.

Tukang tambal ban terlihat hanya mesam mesem sambil menyimak obrolan kami, tapi terlihat enggan nyeletuk, padahal paling tidak dia sudah dengar peristiwa itu.

“Ngapa hanya senyum-senyum aja bli, apa tahu ya ceritanya. Pasti tahu, ya. Aii sudah lah, ada aqua gak bli, minta satu,” tanya kawan, sambil nyodorkan duit tampal ban sama beli aqua botolnya.

Ah, sodor menyodor kayak Om Kasi Umum aja nyodorkan botol minta minum sama Mbak Kasi Kesra. Seneng bener apa sodor menyodor, kalau kemari nada permainan terkonci di hotel saat pelatihan, tapi katanya itu seorang Mbak Bendahara di kampung sebelah.

Ah sudahlah, rupanya tampal dah selesai, kami beranjak bergerak lagi, rencana mau kerah Kasui, panas yang menyengat ini rasanya ga nyaman. Lain, kalau Om Umum sama Mbak Kesra, walau panas tapi bisa dibuat adem. ***

 

 

 

Tinggalkan Balasan