Sembilan Pekon di Tanggamus Dianak Tirikan

Sembilan Pekon di Tanggamus Dianak Tirikan
PENUH PERJUANGAN.Seorang warga berjuang keras melewati jalan tanah yang rusak parah di Pekon Tirom,Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus.Bagi warga diwilayah terpencil di Kecamatan Pematangsawa, rusaknya infrastruktur jalan menjadi keluhan utama. Foto dibidik beberapa waktu lalu. Foto: SAYUTI RUSDI/gentamerah.com



gentamerah.com TANGGAMUS – Sembilan pekon (desa) di
Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, terabaikan
pembangunan infrastrukturnya. Terutama akses jelan di pekon-pekon tersebut. Pembangunan
disembilan pekon tersebut masih minim, bahkan akses jalan sangat sulit
dijangkau.

 Kesembilan pekon tertinggal sekaligus
terpencil itu; Pekon
  Pesanguan, Teluk
Berak, Karang Berang, Way Asahan, Kaurgading, Tirom, Martanda, Tampang Tua dan
Tampang Muda.
 Kondisi kesembilan pekon tersebut sangat
memperhatinkan. Parahnya, akses jalan masuk pekon
  sangatlah sulit, karena nyaris tidak
tersentuh pembangunan.
 “Anggaran dari dana desa yang
diterima sembilan pekon ini belum menyelesaikan persolan utama, yaitu akses
jalan tembus menuju sembilan pekon itu belum ada, hanya setapak,
  jalan tanah,” kata Nursak, warga Pekon Tampang
Tukha kepada gentamerah.com, Kamis (12/1/2017).
 Untuk menjangkau sembilan pekon
tersebut harus memerlukan waktu yang lama, bahkan jalannya nyaris tidak bisa
dilewati ketika musim hujan. “Harapan kami, impian kami kepada pemimpin kami
hanya satu, tolong bangun jalan tembus ke desa kami,” harap Rahmat,”
warga Pekon Tampang Muda.
 Sementara itu, Pantauan gentamerah.com, untuk pekon terpencil di Kabupaten Tanggamus yang sangat butuh
perhatian pemerintah adalah sembilan pekon di Kecamatan Pematangsawa, meliputi
Pekon Pesanguan, Teluk Berak, Karang Berang, Way Asahan, Kaurgading, Tirom,
Martanda, Tampang Tua dan Tampang Muda. Dimana karekteristik wilayah tersebut
berada di dataran tinggi berbatasan langsung dengan perairan Teluk Semaka
disatu sisi dan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) disisi lain.
 ‘‘Selama puluhan tahun yang kami
impikan adalah pembangunan jalan tembus dari Waynipah ke Pekon Tampang Tua.
Sekitar dua tahun lalu pernah dibuka jalan dari Waynipah ke Dusun Pedamaran
oleh TNI. Tetapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda akan dibangun kembali,’’
kata Sigit (30), warga Dusun Umbul Gajah, Pekon Karang Berak, Kecamatan
Pematangsawa kepada gentamerah.com,
 
Kamis  (12/1/2017).
 Menurut Sigit, dari informasi yang
diperoleh dari salah seorang anggota DPRD Tanggamus, pada tahun 2017 ini
Kecamatan Pematangsawa tidak mendapat jatah pembangunan. “Sedih mendengar
kabar itu, padahal kami berharap jalan darat ke wilayah kami mulai di bangun
tahun ini. Kami seperti anak tiri,” keluhnya.
 Wamardi, Kepala Pekon Karang Berak
mengakan jalan tembus menuju sembilan pekon tersebut merupakan jalan tikus yang
kondisinya sangat ekstrem dan berada dipinggir jurang dan hutan TNBBS. ‘’Kalau
jalannya bagus dari Karang Berak ke Kotaagung paling dua jam, tapi karena tidak
ada jalan bisa lima jam. Itupun beresiko, ‘’ kata dia.
 Otomatis, kata Mawardi,  angkutan barang dan jasa bagi masyarakat
sekitar, menggunakan kapal laut (kapal kayu) dengan waktu tempuh 2 sampai 4
jam. Dengan ongkos Rp25 ribu/orang dan Rp500 per kilogram untuk barang. ‘’Moda
angkutan utama kami ya melalui laut, kalau lautnya rajuh (bergelombang)
perjalanan bisa enam jam. Belum lagi hasil bumi kami rusak kesiram air laut, ‘’
ujarnya.
Suyono,  warga Pekon Teluk Berak berharap Pemkab
Tanggamus kembali memprioritaskan pembangunan jalan diwilayah Pematangsawa,
guna peningkatan kehidupan masyarakat lebih baik lagi. “Terus terang wilayah
kami ini kaya dengan hasil bumi dan ikan. Tetapi karena tidak ada jalan, warga
kami tetap miskin, yang kaya ya pengijon (tengkulak),“ katanya.
 Selain itu, kata dia, sulitnya jalan
membuat tingkat putus sekolah diwilayah ini sangat tinggi. ‘‘Rata-rata hanya
tamat SD, habis mau ke SMP sulit jalannya apalagi mau ke SMA. Banyak yang mogok
sekolah, akhirnya nikah muda dan jadi petani gurem,“ kata dia.
Penulis : Sayuti Rusdi
 Editor : Seno

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group