Pengurus Asosiasi Pedagang BJP Tuding PT PJB Tidak Becus Urus Pasar

Pengurus Asosiasi Pedagang BJP Tuding PT PJB Tidak Becus Urus Pasar
 Kondisi koridor tengah pasar BJP Lamteng, yang terlihat sesak oleh PKL berjualan

gentamerah.com |Lampung Tengah – Sedikitnya 10 orang pengurus dan anggota Asosiasi Pedagang Pasar Bandarjaya Plaza (BJP) Lampung Tengah (Lamteng), resmi mengundurkan diri.
Sekretaris Asosiasi pedagang BJP, Nursalam mengatakan, bahwa pengunduran diri mereka, karena merasa tidak dapat bekerja dengan maksimal dan jadi jembatan penyampai aspirasi, antara kepentingan pedagang dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan pengelola pasar.


Baca Juga : Pengelolaan BJP Carut Marut, LSM LP2TRI Adukan PT.PJB ke Bupati Lamteng

“Kami yang mengundurkan itu,  dari pengurus dan anggota, mundur karena tidak dapat bekerja maksimal,” katanya, saat  ditemui Ketua LSM LP2TRI Lamteng, Syahrul Nurhaq, di toko tempatnya berjualan, Selasa (20/02/2018).
Kesungguhan pengunduran diri tersebut dibuktikan dengan surat pernyataan, yang ditandatangani diatas materai Rp6.000., dan suratnya telah disampaikan kepada Ketua Asosiasi, Ariadi, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ada beberapa hal prinsip yang menjadi alasan untuk mundur,  pihak pengelola pasar yaitu PT. Pandu Jaya Buana (PJB) tidak menghormati hak pedagang pemilik toko dan kios, hal ini terbukti dengan maraknya pedagang kaki lima (PKL), baik didalam maupun diluar pasar.
Selanjutnya kebersihan dan kerapihan pasar, tidak mencerminkan layaknya pasar modern, dan  dapat dilihat dari lantai yang kotor dan kusam, kenyamanan pedagang juga tidak jadi perhatian, terbukti tidak adanya perawatan dan perbaikan pada beberapa sisi bangunan pasar.
Pedagang tersebut mengungkapkan, lokasi parkir kendaraan yang tidak teratur, sehingga cukup menyulitkan para pedagang, saat menurunkan dan memasukan barang dagangan ke dalam pasar.
Namun yang sangat meresahkan pedagang pemiliki toko dan kios dalam pasar, adalah keberadaan PKL yang berjualan di dalam koridor, padahal jalur tengah atau koridor tersebut diperuntukan bagi pengunjung dan jalur keluar masuk barang.
“Keresahan kami ini sudah disampaikan kepada pihak pengelola berulang kali, tapi sama sekali tidak ada tanggapan,” ujar Nursalam.
Penulis : Gunawan
 Editor : Seno

Tinggalkan Balasan