Gentamerah.com || Waykanan – Jarum jam menunjukan pukul sepuluh lebih lima belas menit, saat Seorang tinggi semampai, dengan kepala plontos tercukur pendek, sedang memberikan sebuah arahan singkat, dan penuh harapan kepada semua anggotanya.
Insinyur M.fikri, begitu pembawa acara pada Forum Grup Discution (FGD) yang diselenggarakan Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Kabupaten Waykanan, menyebutnya. Dia merupakan ketua pada organisasi kewartawanan tersebut. Lelaki dengan seragam biru bertuliskan KWRI, dengan papan Namanya pada dada sebelah kanan itu berpetuah dengan segenap anggotanya agar mengikuti acara itu dengan seksama.
Tak lama lelaki berkacamata plus itu memberikan arahan, hanya sedikit pedas pada omongannya tentang wartawan berkualitas.
Dikursi depan yang telah berderet rapi, duduk ditempat tersebut empat orang, tiga orang narasumber, sesuai yang diperkenalkan ketua KWRI Waykanan, satu orang merupakan Kepala dinas Kominfo, Yusron sedangkan tiga orang nara sumber, ada dari Kesbangpol, Dedi Iskandar yang katanya saat ini duduk dikursi sebagai seorang Kepala bidang, kemudian Sigit mantan anggota KWRI yang melanglang prestasinya di Bawaslu Waykanan dan satu orang lagi kata M Fikri merupakan Wartawan senior dan daerah tersebut.
Warseno, begitu ketua KWRI itu menybutnya, selain Sekretaris di Organisasi Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Waykanan, dia katanya Pemimpin Umum di Media Genta Merah.
Tiga botol air mineral dan tiga roti berbagai variasi yang telah rapi tersaji di meja para narasumber, pada acara FGD di Camp Toruna Cafe and Restoran Kampung Umbu Bhakti Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan, Kamis (05/010/2023).
Dihadapan para wartawan berseragam biru belis kuning itu, lalaki bertopi merah pudar, berbaju merah ciri khas PJS dengan papan nama didadanya Seno itu menjelaskan, jangan jadi wartawan facebook, kalau mau menulis berita sudah seharunya dimedia masing-masing. Menjadi seorang wartawan harusnya mau belejar menulis, tidak hanya modal Id Card dan gertak.
Kerena menurutnya, wartawan itu adalah penyaji berita yang siapapun mengerti arti tulisanya, termasuk orang bodoh sekalipun. Tidak perlu Bahasa, yang intlektual, dan banyak orang tidak mengerti, terutama pada sebuah judul. “Curat, Curas, kan hanya orang tertentu yang paham, ngapa ga dikatakan maling, garong dan begal saja, lebih familiyar. Tertuma media online cakupanya sangat luas,” kata lelaki bertubuh gempal itu.
Dengan microfon ditannya, Sekretaris DPC PJS itu mengajak para jurnalis yang hadir untuk menjadikan dunia wartawan sebagai dunia hobi menulis berita yang benar, bukan hanya sekedar memiliki id card.
Disisi lain, seorang pria berbaju cream, bertuliskan didada sebalah kirinya BKPB dan dida kanannya bertuliskan Dedi Iskandar merupakan salah satu nara sumber dari Kesbangpol, menjelaskan ditempatnya bertugas bukanlah mengesahkan keberadaan sebuah organisasi, namun hanya sebagai wadah untuk mengetahui keberadaan sebuah organisasi tersebut.