Merajang Tengkulak, Mustafa Targetkan Lamteng Bumi Agrobisnis

Merajang Tengkulak, Mustafa Targetkan Lamteng Bumi Agrobisnis

gentamerah.com

Lampung
Tengah-Jika petani sejahtera maka daerah akan lebih maju dan ekonomi tertata
dengan baik. Petani bukan untuk dijadikan alat tetapi harus dijadikan pelopor
kemajuan daerah. Ungkapan tersebut dikatakan Mustafa, Bupati Lampung Tengah
yang enggan berdiam diri diruang kerjanya.
Terjun
kelapangan merupakan cara kerjanya, sehingga dapat memantau perkembangan arus
bawah. “Prioritas pembangunan untuk memberdayakan petani, harus dibarengi program
yang disusun dan  diarahkan untuk
mendukung pemberdayaan menuju perbaikan ekonomi di tempat tinggal
masyarakat,  yakni pedesaan,” kata
Mustafa yang juga ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Lamteng.
Menurutnya,
pembangunan itu dimulai dari tingkat desa, sehingga perlu adanya kesinambungan
untuk mewujudkan kemajuan daerah wajib memperhatikan kesejahteraan ditingkat
bawah. “Saya akan bawa Lampung Tengah sebagai bumi agrobisnis yang maju, aman,
sejahtera, dan berwawasan lingkungan, dengan pelayanan publik yang berkwalitas
prima. Karena itu, saya menganggap untuk pengembangannya dimulai dari tingkat
desa,” ujarnya.
Ditanya
bagaimana upaya mendorong petani lebih maju dan bermartabat, orang nomor satu
di Lampung Tengah tersebut menjelaskan salah satu upaya yang ditempuh untuk
mewujudkannya adalah melalui pengembangan gabungan kelompok tani (Gapoktan)
tingkat desa dan kecamatan. “Desa merupakan sumber kehidupan masyarakat yang
didominasi sektor pertanian. Keberhasilan sektor tersebut, akan mengangkat percepatan
peningkatan ekonomi masyarakat di perdesaan dan berdampak untuk mendorong
sektor lain. Sebab, lembaga tersebut memiliki anggota yang tergabung dalam
beberapa kelompok tani disetiap kampung,” kata dia.
Menurut
Mustafa, pengembangan kelembagaan merupakan salah satu komponen pokok
pembangunan pertanian dan pedesaan. Namun, selama ini, kelembagaan petani
cenderung hanya diposisikan sebagai alat untuk mengimplementasikan proyek
belaka, belum sebagai upaya untuk pemberdayaan yang lebih mendasar.“Ke depan,
dapat berperan sebagai aset komunitas masyarakat desa yang partisipatif.
Pengembangan kelembagaan harus dirancang sebagai upaya untuk peningkatan
kapasitas masyarakat itu sendiri sehingga menjadi mandiri,” kata dia.
Pembentukan
dan pengembangan gapoktan, kata Mustafa, perlu dilakukan disetiap desa dan
harus menggunakan basis sosial kapital setempat, dengan prinsip kemandirian
lokal, yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan.
Lemahnya
kelembagaan pertanian, seperti perkreditan, lembaga input, pemasaran, dan
penyuluhan, telah menyebabkan belum dapat terciptanya suasana kondusif untuk
pengembangan agroindustri pedesaan. Lemahnya kelembagaan ini berakibat pada
sistem pertanian menjadi tidak efisien dan keuntungan yang diterima petani
relatif rendah. Biaya produksi yang harus ditanggung para petani cukup tinggi,
sebaliknya harga jual hasil panen mereka justru rendah.
Keprihatinan
itu masih ditambah lagi dengan kendala fungsional. Pendekatan strategi
revitalisasi pertanian selama ini terkesan sektoral. Padahal, jika tujuan utama
revitalisasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani, peningkatan produksi, dan
produktivitas komoditas haruslah dilakukan secara menyeluruh.
Pencapaian
yang harus segara dilakukan, menurut Mustafa adalah dengan meringankan beban
petani terutama masalah pupuk dan harga jual. “Pemimpin itu harus bisa
berkiprah, bagaiamana mencarikan solusi untuk pupuk petani, harga jual mereka
sesuai. Ini yang akan saya lakukan, mendobrak harga dipasaran, dan menghentikan
tengkulak yang mempermainkan harga hasil pertanian,” kata Mustafa.
Kabupaten
Lampung Tengah yang memiliki potensi yang cukup besar bagi upaya pengembangan
sektor pertanian, perlu adanya dorongan dari pemimpin yang mumpuni. Untuk
tanaman pangan ketersediaan lahan basah sebanyak 69.942 Ha dan lahan kering
382.993,59 ha.
Komoditas
unggulan tanaman pangan adalah padi, jagung kedelai dan ubi kayu. Pada tahun
2008 luas panen padi (sawah dan ladang) berjumlah 112.000 ha dengan produksi
mencapai 591.160 ton, jagung mencapai 535.361 ton, kedelai 1.414 ton dan ubi
kayu mencapai 2.768.269 ton.
Kemajuan
sektor pertanian tersebut terus meningkat seiring gebrakan yang dilakukan
Mustafa, sebagai salah satu contoh, ketika anjloknya harga singkong, pemimpin
Lamteng tersebut berhasil melakukan kerjasama dengan para pengusaha, hingga
harga singkong naik.
Keseriusan
Bupati Lampung Tengah DR. Ir. Mustafa menindaklanjuti keluhan petani atas
anjloknya harga singkong dilakukan dengan memboyong para petani menemui
langsung Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di kantornya.
“Kata kunci
untuk keberhasilan membangun ketahanan pangan tidak hanya bertumpu kepada
kebutuhan finansial dan ketersediaan sumberdaya alam, tetapi kebersamaan dan
kekompakan dalam meningktakan sinergi juga akan sangat dibutuhkan,” katanya.
Sebanyak 16
petani dihadirkan mewakili petani-petani singkong di Lampung Tengah. Saat harga
singkong anjlok diangka Rp 450-550 per kg dari harga sebelumnya Rp1200 per kg.
Kondisi ini membuat petani singkong di Lampung Tengah menjerit.

Para petani
yang didampingi langsung oleh Bupati Mustafa ini diterima oleh Mendagri Enggar.
Menanggapi keluhan petani singkong, Enggar menyatakan segera memanggil
perusahaan-perusahaan tapioka di Lampung Tengah agar menaikan harga singkong
dalam kisaran Rp 800-900 per kg. *** (NAY)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group