Laporan : Andi Sunarya
Gentamerah.com || Mesuji – Pemerintah Kabupaten Mesuji, nampaknya
tak main-main dalam meyelesaikan persolan infrastruktur jalan di Daerah Otonomi
Baru itu, yang menjdi keluhan Warganya, sejak mekar Tulangbawang dan menjadi definitif
Kabupaten sejak tahun 2009.
Dibawah Komando Penjabat Bupati (Pj) Drs.Sulpakar.MM., tidak lama lagi sudah bisa
menikmati fasilitas infrastruktur jalan yang mulus dan mantab. Hanya dalam
kurun waktu empat belas bulan menjabat, tak kenal lelah berjuang menyengget
program di pusat, akhirnya upaya tidak mengkhianati hasil.
Diketahui semenjak mekar jadi kabupaten, kondisi jalan
mayoritas parah, padahal sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani
sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi, karena sulit dilalaui, setiap akan
mengeluarkan hasil panennya, sebab membuat ongkos angkut tranportasi hasil bumi
menjadi mahal.
Kabupaten Mesuji menjadi salah satu Daerah di Indonesia yang
ditetapkan sebagai lokasi prioritas pembangunan infrastruktur dari pemerintah
pusat. Terbukti, dengan mulai digelontorkan nya program pembangunan jalan
nasional instruksi presiden (Inpres) pembangunan jalan poros simpang segitiga
emas (selamat datang.Red) menuju ke Muara Tenang, dan Muara Tenang – Margo Jadi
– Tanjung Menang sepanjang 2.5 kilometer pada tahun 2023 ini.
Selain itu, Mesuji juga akan mendapatkan program pembangunan
sejumlah lima belas ruas jalan Inpres yang di usulkan yakni dua titik
Pembangunan jalan yang ada di Kecamatan Mesuji Timur yaitu dari Simpang Selamat
Datang (Segi Tiga Emas) menuju ke Desa Muara Tenang, Desa Margo Jadi menuju ke
Desa Eka Mulya, Desa Wonosari dan sampai di wilayah Kota Terpadu Mandiri (KTM)
pada tahap selanjutnya.
Hari ini, Penjabat Bupati Mesuji Sulpakar bersama Kepala
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kementerian PUPR wilayah Lampung Susan
Novelia, memantau langsung progres kegiatan pembangunan jalan nasional yang
dibiayai oleh APBN melalui program instruksi presiden tersebut.
“Alhamdulillah, hari ini saya bersama kepala BPJN turun
langsung memantau tahapan pelaksanaan pembangunan jalan nasional yang dibiayai
melalui inpres dengan total anggaran mencapai Rp. 92 Miliar lebih. Oleh karena
itu, saya atas nama masyarakat sangat gembira dan berterima kasih atas
direalisasikannya program ini. Tentunya, nanti sangat bermanfaat sekali bagi
masyarakat karena ini jalan poros jalan pokok untuk mengeluarkan hasil
pertanian dan perkebunan seperti sawit, karet dan padi milik
masyarakat,”Kata Sulpakar saat mendampingi tim dari PBJN Lampung meninjau
progres jalan nasional di Desa Margo Jadi, Kecamatan Mesuji Timur, Kamis
(10/08/2023).
Masih dikatakan Sulpakar, terlebih istimewa, Mesuji ini
merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar kedua di Lampung
kualitasnya. Dengan luasan lahan areal persawahan yang mencapai yang lebih
kurang mencapai 30 ribu hektare lebih membuat Surplus padi Mesuji sebesar 163
ton tahun ini.
“Inysa Allah jika jalan ini rampung dan bagus nanti
akan semakin meningkatkan minat dan semangat masyarakat kita untuk berkebun dan
bertani. Perlu kita ketahui selama ini bahwa biaya transportasi petani untuk
mengeluarkan hasil bumi nya sangat besar karena kondisi jalan yang
rusak,”tambahnya.
Dipaparkannya, selama ini petani di Mesuji ketika akan
mengeluarkan hasil bumi, terutama padi yang banyak dapat uang justru tukang
ojek motor. Dari hasil panen padi itu dalam satu motor petani hanya dapat Rp6000
rupiah. Sementara yang punya motor dapat Rp30.000 rupiah.
“Jadi sangat miris karena biaya angkut hasil bumi lebih
besar dari penghasilan petani nya. Mudah-mudahan dengan adanya bantuan
pembangunan jalan ini dari pemerintah pusat akan memaksimalkan perekonomian
masyarakat khususnya para petani, hasil panen melimpah, biaya transportasi
ringan. Tentu pendapatan petani akan semakin meningkat,” paparnya.
“Atas nama pemerintah Kabupaten Mesuji, provinsi
Lampung, dan atas nama masyarakat Mesuji kami mengucapkan terimakasih atas
program pembangunan jalan nasional ini yang dilakukan melalui pembiayaan atas
inpres. Semoga ini bermanfaat bagi masyarakat yakni menekan pembiayaan untuk
mengangkut dan mengeluarkan hasil pertanian, akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat,”Tutup
Sulpakar.
Editor : Nara Sukarna