Waykanan – Institut Al Ma’arif Waykanan yang diduga melakukan potongan dana KIP Mahasiswa tidak pernah memberikan rincian kegunaan dana potongan tersebut.
Salah seorang wali Mahasiswa (Walma) yang anaknya kuliah di Institut Al Ma’arif Waykanan mengaku, sudah lama meminta anaknya untuk meminta rincian dugaan pemotongan KIP yang di lakukan oleh pengelola, namun hingga saat ini rincian tersebut tidak pernah di berikan.
“Anak saya bilang mereka memang ga mau ngasih rincian itu, alasan ga di perlukan oleh mahasiswa, ga penting katanya,” ujar sumber tersebut yang enggan di sebut Namanya.
Di akuinya, dana KIP yang di terima anaknya hanya Rp1 Juta dari total dana Rp6,6 juta. Dan KIP tersebut merupakan usulan Kampus.
“Kalau waktu sekolah di SMP apa SMA, ga pernah dapat, karena saya juga ga ngerti kenapa begitu. Anak saya dapat dana KIP itu, ya setelah di Institut Al Ma’arif, pada semester II,” ujarnya.
Dari informasi kampus yang di terimanya, saat itu yang mungusulkan KIP sekitar 50 orang, namun yang mendapatkan Bantuan KIP hanya 25 orang.
“Nah di situlah, makanya karena yang dapat hanya 25 orang, makanya setiap pencairan dana itu katanya juga untuk bantu yang 25 orang tadi. Entah aturan dari mana itu,” kata dia.
Bahkan, sumber tersebut menjelaskan, anaknya pada tahun 2024 lalu, tidak bisa menikuti Field trip atau kegiatan belajar di luar kelas ke Denpasar, Bali, maka tahun 2025 ini KIP miliknya di Hapuskan, dan jika ingin mengikuti Field trip, di haruskan bayar.
“Saya udah konfimasi kok sama Deson yang katanya menangani KIP itu, dan memang mau di hapus. Karena tahun kemarin tidak ikut Field trip, dan dananya yang kemarin hangus,” kata dia.
Memang Ada Potongan
Sementara itu, Akta Kurniawan, salah satu Dosen Institut Al Ma’arif Waykanan yang juga mengurusi KIP Mahasiswa tidak menampik adanya potongan tersebut, dengan alasan untuk pemerataan.
“Ada kok aturannya, itu Kebijakan keperguruan tinggi turunanan dari UU KIP,” katanya.
Namun, Akta mengaku, bahwa Institut Al Ma’arif Waykanan, tidak pernah mengusulkan KIP bagi mahasiswanya.
“KIP itukan memang sudah di terima Mahasiswa sejak SMP atau SMA, kita ga pernah ngusulkan. Waktu mereka masuk Institut Al Ma’arif Waykanan, mendaftarnya memang sudah pakai KIP. Dan tidak semua yang dapat KIP setiap tahun cair,” ujarnya.
Akta menjabarkan, dari 40 orang yang mendaftar, dalam satu tahun kadang hanya 10-15 mahasiswa pemilik KIP yang cair.
“Contohnya, tahun ini dari yang dulu daftar kuliah orang 40, yang tahun kemarin cair hanya sekitar 15 orang. Makanya dana itu, ada yang untuk bantu 25 mahasiswa yang dana KIPnya ga cair. Pemerataan,” kata Akta.
Akta membantah, terkait KIP yang akan di hapuskan karena tahun lalu tidak mengikuti Field trip.
“Ga ada itu, duitnya masih kok. Jadi kalau tahun ini mau ikut masih ada dananya. Yang mau kita hapus itu, yang mahasiswa membohongi orang tuanya,” kata dia.