Warga Asal Lamteng Berhasil Menggaungkan “Sablak Kania” di Kota Pempek

Warga Asal Lamteng Berhasil Menggaungkan Sablak Kunia di Kota Pempek

gentamerah.com | Palembang –Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, saat bekunjung ketempat tersebut pasti yang terlintas dalam benak Pempek, Tekwan dan Model, sebagai makanan khas daerah tersebut. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman yang semakin maju, terutama dalam hal teknologi, kini orang tak lagi berpatokan dengan hal yang biasa saja.
Nampaknya lain bagi Safrudin (58) bersama istrinya Nia Kaniati (53), yang merupakan perantau asal Dusun Bandar Harapan, Kampung Terbanggibesar, Kecamatan Terbanggobesar, Kabupaten Lampung Tengah. Kini sukses menggeluti usaha kuliner yang terbilang unik, tetapi hasilnya cukup menjanjikan. Sablak, begitu makanan yang digeluti pasutri itu.  
Di Kota Pempek sejak tahun 1990 silam, Safrudin mengadu keberuntungan dengan berdagang Sablak yang merupakan kuliner khas kota Bandung. Ternyata makanan tersebut trend di kota pemempek itu. Dengan ambil brand daganganya Sablak Kania, Safrudin mempu meraup keuntungan yang lumayan. “Kania itu nama istri saya,” katanya, sereya mengungkapkan kesetiaan istrinya menemani suka dan duka dalam mengarungi kehidupan.
Mulai sejak awal membina rumah tangga hingga kini keduanya sudah dikaruniai enam orang anak dan sebagian sudah menyelesaikan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi berkat usaha kulinernya.
Kepada media ini, Pria yang akrab disapa Safrud itu menceritakan, bagaimana pengalaman serta kisahnya sejak awal berjuang merintis usaha kuliner di perantauan hingga meraih sukses seperti saat ini.
Saat ditemui di kediamannya yang sekaligus dijadikan sebagai tempat usaha kulinernya, Safrud mengungkapkan, awal mula merantau ke Kota Palembang bersama istrinya merintis usaha Kacang Telur, Roti, puas jatuh bangun hingga akhirnya mampu meraih sukses dan memiliki rumah hingga mobil dari usaha yang justru baru digelutinya selama dua setengah tahun itu.
Warga Gang Anggada, Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang itu, kini sudah menjadi seorang pengusaha sukses dan mampu merangkul belasan warga setempat untuk di jadikan karyawan bekerja dirumahnya membuka aneka kuliner siap saji.
“Ya pada awal tahun 2017 lalu, putri sulung saya memberi saran untuk berjualan Seblak kemasan makanan ringan asal Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat ini. Bermula dari itulah akhirnya saya dan istri sepakat untuk merintis usaha kuliner yang terbilang unik tapi digemari khususnya kalangan muda, ” jelasnya Senin (08/07/2019).
Awalnya merintis usaha ini lanjut dia, mereka hanya mendapat hasil penjualan sebesar 50 ribu rupiah dalam sehari. Tapi tak putus asa, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, lama-kelamaan nama Seblak Kania akhirnya mulai dikenal. Dia pun mencoba berinovasi mencampurkan adonan menu seblak dengan kuah cuka dan sambal, yang diharapkan dapat menggugah minat pelanggan karena rasa menyesuaikan dengan selera lidah wong kito.
Alhasil, seiring berjalan waktu, kuliner ‘Seblak Kania’ yang diramu dengan kuah cuko (cuka) kini sudah mulai banyak dikenal orang dan telah memiliki 3 anak cabang di tiga lokasi berbeda di Kota Palembang. Harganya yang cukup terjangkau untuk kalangan muda yakni dibanderol 15 ribu rupih per-porsinya.
“Alhamdulillah, selama dua tahun lebih ini, sekarang Seblak Kania sudah banyak pelanggan langsung maupun yang melalui aplikasi Grab-Food dan Goo-Food. Dan memiliki omset mencapai 300 sampai 500 nota perhari yang rata-rata dalam satu nota nominalnya mencapai 30-60 ribu rupiah,”ungkapnya.
Sementara untuk terus mengembangkan usaha itu, Safrud bersama istri dibantu ketiga anaknya yang sudah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi, tak henti-hentinya mempromosikan usaha kulinernya itu melalui akun media sosial Facebook, Istagram, dan Twiterr serta group WhatsApp.
Selain itu, sang istri Teh Kania, mengaku jika dalam berbisnis kuliner, dia sangat berpegang pada kualitas rasa serta yang utama pelayanan terhadap pelanggan. “Kita selalu berpegang pada kualitas rasa dan memakai bahan-bahan yang frees, supaya Seblak Kania berkuah dapat terus dikenal pelanggan. Baik disini maupun di tiga anak cabang, itu akan tetap menjadi prioritas,” tegasnya.
Sementara, Hanizal wartawan Radar Tuba yang penasaran untuk mencoba bagaimana rasa Sablak Kania merasa takjub dengan rasa penganan khas Kota Bandung yang belum pernah dicobanya selama ini. Jika dilihat dari isinya ada beberapa campuran bahan makanan seperti Bakso, Sosis, Daging Ayam, Kerupuk, serta ada campuran bahan sayuran seperti sawi dan jagung manis yang siap menggoyang lidah setiap orang yang mencobanya.
“Cita rasa yang dihasilkan dari Seblak Kania memang cukup unik, tapi sangat menggugah selera penikmatnya, selain rasa pedas yang khas dari kuahnya yang dicampur berbagai rempah-rempah asli Indonesia, menjadikan Seblak Kania bukan sekadar kuliner biasa, perpaduannya dengan pempek merupakan simbol akulturasi budaya antara Melayu dan Tionghoa yang akhirnya mampu menjadi pesaing makanan khas Kota Palembang itu,”Ujar Izal.


Penulis : Nara Sukarna
Editor : Yana

Tinggalkan Balasan