Warga Muarajaya Mesuji Geram, Semaian Bibit Padi Seluas Tujuh Hektar Diracun Hingga Mati

Warga Muarajaya Mesuji Geram, Semaian Bibit Padi Seluas Tujuh Hektar Diracun Hingga Mati

gentamerah.com | Mesuji— Diduga sengaja dibunuh menggunakan isektisida, tujuh hektar semai bibit padi milik Warga Desa Sidang Muarajaya, Rawa Jitu Utara (RJU) Kabupaten Mesuji, Lmapung menguning dan mati. Semai bibit yang akan ditanam pada persawahan seluas 20,5 hektar tersebut, disemprot racun mematikan oleh orang tidak dikenal pada malam hari.
Kepala Desa Sidang Muara Jaya, Benuang Alitopa mengatakan, aksi penyemprotan dilakukan pelaku pada malam hari dan untuk saat ini  sudah mengantongi beberapa nama yang dicurigai menjadi palaku penyemprotan dan tinggal mengumpulkan bukti-bukti yang lainnya.
Menurutnya, perbuatan para pelaku sudah keterlaluan karena bibit padi yang sudah disemai tersebut tidak bersalah, dan petani yang akan menanam mengalami kerugian yang tidak sedikit.
“Semaian bibit padi seluas 7 hektar itu akan ditanam oleh para petani binaan desa dan Bumdes Primajaya di lahan desa seluas 20,5 hektar, akibat disemprot dan bibit menjadi mati sehingga petani tidak sanggup lagi membeli bibit padi karena yang disemai itu juga bibit bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji,” kata Benuang, Senin (14/01/2019).
Benuang menambahkan jika bibit itu nekat ditanamkan dikhawatirkan tidak akan tumbuh normal, bahkan tidak bisa berbuah. “Saya kaget saat melihat ke lokasi  yang terletak di RK 05, RT 14, Desa Sidang Muara Jaya, pertanyaannya apakah perbuatan ini kriminal, tidak menyenangkan,merusak hak orang lain, sehingga menimbulkan kerugian hak orang lain. Dan petani merasa terpukul dengan kejadian ini, pasalnya bibit padi itu sudah waktunya untuk ditanam,” imbuhnya.
Sebelumnya, kata Benuang, sawah seluas 20,5 hektar itu disewa oleh tiga orang selama dua tahun berturut-turut. Karena tidak ada kontribusi atau tidak membayar sewa, maka tanah itu diambil alih  dan dikelola  oleh Bumdes, yang pengelolaanya dilakukan oleh petani binaan desa dan Bumdes. Sejak awal dibuka oleh petani Binaan Bumdes memang selalu terjadi masalah,  seperti jembatan menuju lokasi Diduga lahan dirusak dan ban traktor yang ditinggal di lokasi juga hilang dan yang terakhir bibit padi yang sudah disemai dan siap ditanam disemprot.
“Yang jelas para petani marah, dan jika tidak saya kendalikan mereka pasti sudah anarkis karena para pelaku sudah merugikan mereka, untung mereka masih mendengar nasehat saya karena kita harus mengumpulkan bukti-bukti yang lebih kuat lagi, yang kita curigai itu ada 3 orang,” tutupnya.

Penulis : Nara
 Editor : Seno

Tinggalkan Balasan

error: Berita Milik GNM Group