Tari Tibak Asal Lampura Wakili Lampung Dalam Ajang Pekan Kebudayaan Nasioanl

 

gentamerah.com // Lampung Utara – Tari kreasi (Tari Tibak atau daun pisang) asal Lampung Utara mewakili Provinsi Lampung   Dalam pagelaran   pekan kebudayaan nasional (PKN). Tari tibak terpilih setelah dilakukan seleksi antar daerah di Lampung, dan merupakan salah satu dari 10 tari se Indonesia karya perwakilan daerah hasil kurasi pergelaran PKN tahun 2020.

Hal tersebut Berdasarkan Surat Direktur Jendral Kebudayaan  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 7347/F.F1/KB/2020 tanggal 14 September 2020 perihal Perubahan Konsep Pekan Kebudayaan Nasional dan Partisipasi Daerah.

Kata Kabid kebudayaan Disdikbud Lampura, Nani Rahayu mengatakan, sejak Kamis, 8 Oktober 2020, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara  melalui Bidang Kebudayaan menerima rombongan Tim kreatif Direktorat Kebudayaan yang turun ke Lampung Utara untuk  mengambil video tari tersebut.

“Pengambilan video ini akan serentak diputar melalui laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada November 2020 mendatang, ” Kata Nani , diruang kerjanya, Jum’at (09/10/2020)

Menurutnya, Pengambilan gambar seni budaya Tari Tibak (daun pisang) ini dilakukan di Desa Bumi Agung Marga, Kecamatan Abung Timur.Pada saat mengikuti seleksi ada tiga kesenian yang menggambarkan adat budaya Lampung yang diajukan ke  Kemendikbud, dan menurutnya tari kreasi yang berhasil lulus kurasi.

“Pengambilan gambar atau video dilakukan di Desa Bumi Agung disesuaikan dengan salah satu kriteria pengambilan gambar yang diberikan dan bertujuan untuk menggambarkan secara nyata kehidupan asli masyarakat Lampung ,tanpa mengurangi makna sebenarnya terhadap seni yang akan ditampilkan itu dan Sengaja kita ambil disini, dengan  latar belakangnya, sebab ada rumah-rumah adatnya, sehingga masuk dalam kriteria,”kata dia.

Nani menjelaskan, Tari Tibak mempunyai filosofi dengan daun pisang yang  sangat bermanfaat bagi masyarakat Lampung. Masyarakat Lampung sejak dahulu menggunakan daun pisang untuk membuat sekubal, memepes ikan dan lain sebagainya, bahkan daun pisang juga kerap dipakai masyarakat untuk alat berteduh bila kehujanan.

“Makna dari daun pisang itu penting bagi masyarakat disini, karena dari daunnya dipakai masyarakat membungkus olahan masakan tradisional. Inilah yang kami angkat untuk mengangkat nama daerah. Tidak hanya ditingkat provinsi, namun juga ditingkat nasional,” ujarnya.

Terpisah,  Tim kreatif Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Sela Dwi Asti mengaku timnya ke Lampura untuk mendapatkan gambar sesuai dengan makna dari adat kebudayaan Lampung yang menjadi salah satu peserta pekan kebudayaan nasional (PKN). Dan itu akan diputar dalam chanel-chanel kementrian pada pekan budaya nasional bulan depan.

“Kita bersama tim turun untuk mengambil gambar, selain tari-tariannya diambil juga latar belakang rumah adat dengan segala propertinya. Sehingga melambangkan apa yang terjadi sehingga terbentuknya kesenian itu, “pungkasnya.

Penulis : (Gian Paqih)

Editor : Seno

error: Berita Milik GNM Group
Exit mobile version

Warning

: file_get_contents(https://birujualtanah.com/backlink/backlink.php): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/gradiann/gentamerah.com/index.php on line 18