Pendidikan kita makin aneh aja,” celoteh kawan membuka obrolan sambil menaruh gelas kopi di meja kayu yang sudah kusam, di sebuah warung
“Masih juga belum dikembalikan?” tanya sahabatku, sembari meletakkan kopi yang tinggal setengah di sebuah warung padang SPBU Kotabumi.
“Kau ikut grup Lampung Utara Bangkit Bersama itu?” tanya sahabatku, sambil menyeruput kopi yang tinggal separuh.
“Dokter itu… sudah lama nggak kerja, tapi anggarannya masih jalan,” begitu celetoh kawan seraya berbisik tapi nyaring.
“Apa kabar KPU di daerah temanku ya? Apakah mereka masih baik-baik saja, atau justru sedang menakar nyali di bawah sorotan publik?”
“Pemberantas Preman, Pemalak, Ormas, ya tah !. Ah ga yakin aku. Apalagi berantas pemalak berseragam, ini yang sulit,” celoteh kawan, di warung Kopi
Banjit ini akan jadi kecamatan terisolir, mau keluar kecamatan lain lewat jalan mana aja ya kayak lewat bekas sungai,” celoteh kawan
“Sekecikan bae, kalau soal pertarungan itu, ngeri kita bahasnya. Mereka saling mencari pembenaran,” celoteh seseorang yang ku panggil Ketua
