Dua Mantan Kakam Terbui, “Tim Monev Abal-abal” Mereka Kemana ?

 

“Dimana para tim monitoring selama ini, apakah Kerjasama atau
yang penting ada laporan keatasanya. Mereka memonitoring dan mengevaluasi
kerjaan para kepala kampung, bukannya malah tidur,” kata seorang kawan, seputar
obrolan kosong di kantin taman milik pemda Waykanan.

Aku mencoba menyimak kemana arahnya obrolan itu, sambil
menikmati rujak yang disuguhkan padagangnya. Rasanya pedas, manis, asam juga, tapi
nikmat.  Tak seperti mereka yang minikmati
jabatan hanya sekedarnya saja, yang penting duit.

Kata sahabatku, yang sering menyebutkan “makan pecel makan
rujak, hati kesel badan rusak” sepertinya para kepala kampung itu  tahu salah, tapi tim monitoring setuju saja, yang
penting mereka turun lapangan.

“Kalau  toh ada yang
fiktiv, mereka tahu. Kenapa ga ditegur ya. Dibiarkan saja rusak tambah rusak,”
kata dia, sambil nyeruput kopi kentalnya. Sepertinya nikmat sekali kopi itu,
senikmat Ketika para kakam itu mengantongi uang banyak, padahal bukan miliknya,
sekarang rusak masuk bui.

Dari obrolan yang vulgar itu aku paham, tapi aku tak
menimpalinya, takut salah. Karena tidak juga tak paham juknis dan juklak tim
monitoring itu, apakah benar-benar mengawasi atau sekedar gugur  tugas aja, yang jelas mereka itu tim pengawas,
yang katanya dana desa ga bisa cair tanpa persetujuan mereka.

Ah, haruskah kasian 
dengan dua mantan kakam yang masuk bui, atau aku harusnya pertanyakan
mengapa penegak hukum tak menyantuh tim monitoring, yang dijabat dari kecamatan
hingga kabupaten. Mereka diperiksa hanya sekedar untuk melengkapi data saja.

Seorang Sahabat, yang dari tadi diam menimpali dengan
enteng, kalau tim monev itu hanyalah pelengap saja, dari pada ga diawasi kan
ada tugas tambahan.

“Mereka cak cak aja , dari pada ga diawasi, yang lebih miris
lagi tim monev itu tahu ga aturanya, pernah pelatihan ga. Ini dana desa milik
rakyat lho. Jangan dimainkan, makanya berlomba-lomba pada nyalon kakam, duit
gede,” kata dia, seraya memencet hanphonenya sambil tik tokan, ngumbarkan hasil
obrolan, yang suaranya diganti music remix.

Seperti ngeremixnya obrolan yang hanya sedikit nyindir saja,
PMK kemana yah, sudah pada hilang.

Aku pamit karena waktu sudah mulai sore, dan kami bubar,
seperti bubarnya para pejabat monev, mau ditanya juga percuma ah.***

 

Exit mobile version