Berkat Doa Anak Disabilitas Kepala SLB Mesuji Mendapat Mukzijat Nyata Dari Allah

 

Gentamerah.com || Mesuji –  Cuaca mendung hari itu mewarnai suasana di
Sekretariat PWI Kabupaten Mesuji, yang beralamat di Desa Berasan Makmur,
Kecamatan Tanjung Raya. Agendanya beberapa pengurus salah satu organisasi
profesi wartawan tertua di NKRI itu menerima kunjungan dari Pengurus Bidang
Pembinaan Atlet, Special Olympic Indonesia (SOIna) Provinsi Lampung, Widdy
Guntur Bawono, yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB)
Negeri Mesuji.

Pria berkulit hitam manis yang dikenal ramah dan bersahaja
itu memulai agenda silaturahminya bercerita tentang pengalaman hidupnya, suka
duka mengajar hingga memimpin SLB Negeri Mesuji. Dirinya mendapat ‘Berkah’
Mukzijat nyata yang tak terduga dari Allah, yakni di karuniai buah hati yang
sudah lama di idamkan sejak awal mengikat sumpah janji pernikahan dengan sang
istri pada tahun 2010 silam.

Widi yang telah mengabdi sejak tahun 2017 silam di Bumi
Ragab Begawe Caram itu mengisahkan pengalaman hidupnya mendambakan kehadiran
sang buah hati sejak menikah. Namun, keinginan itu harus kandas kala sang istri
yang saat ini  bekerja di Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) Perwakilan Provinsi Lampung itu, di vonis oleh
dokter spesialis kandungan tidak bisa hamil karena ada kendala di rahim sang
istri. 

Widi mengulas sejarah hidupnya dimulai saat dirinya diangkat
sebagai pegawai negeri sipil (PNS) pada tahun 2006 lalu, sebagai guru olahraga
dan ditugaskan di SLB Negeri Lampung Utara. 4 tahun bertugas disana Widi di
pindahkan ke  Kabupaten Lampung Selatan
hingga tahun 2017, dan terakhir bertugas Kabupaten Mesuji hingga sekarang.

“Awal mula bertugas sebagai tenaga pengajar di SLB,
saya sempat kesulitan beradaptasi dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus
itu. Bahkan saking bingungnya saya sempat tidak masuk sekolah sampai 2
Minggu,”ujar pria bertubuh gempal itu, seraya menghisap rokok filternya
disela-sela kunjungan ke Sekretariat PWI Mesuji, Kamis (21/10).

Setelah menjalani profesinya sebagai guru di SLB, Widi mulai
mencoba untuk terbiasa menghadapi muridnya yang semuanya berkebutuhan khusus
itu. Akhirnya sampai pada suatu hari dia sempat mendengar ceramah salah satu
ulama terkenal di Indonesia yang membahas tentang hikmah dan mukjizat ketika
ihklas mengurus anak-anak penyandang disabilitas yang ternyata dalam kepercayaan
umat muslim anak-anak itu tidak di hisap (sebutan lain sakaratul maut.RED) atau
mendapat jaminan surga dari Allah.SWT.

“Itulah yang membuat saya semakin yakin dan semangat
untuk mengabdikan diri demi mendidik anak-anak disabilitas itu. Seiring
berjalannya waktu, disinilah mukjizat Allah saya dapatkan, tepat di akhir tahun
2015 atau 5 tahun setelah membina rumah tangga, saya mendapat kabar dari istri
yang sejak awal menikah sudah di vonis oleh dokter spesialis kandungan tidak
bisa hamil, ternyata dia  hamil 7
bulan,”ujar Widi dengan pandangan berkaca-kaca menahan haru bahagia kala
mengingat hal itu.

Padahal lanjut dia, hidup nya sudah sempat galau dan kurang
bersemangat  setelah Dokter kandungan
memvonis  istri tidak bisa memberikannya
keturunan. “Setelah dengar ceramah itu saya mulai rajin sholat Duha dan
anak-anak disabilitas tempat saya bertugas itu saya ajak membantu mendoakan
agar saya segera dikaruniai anak. Alhasil, pada akhir tahun 2016, atas izin
Allah, istri sudah bisa memberikan saya seorang putra pertama,”lanjut
Widi.

“Saking senangnya penantian itu terbayar, saya tidak
sadar saat menuju ke rumah sakit untuk melihat kondisi istri, kuku jempol kaki
saya lepas terkena pedal motor. Sudah tak terasa sakit lagi, tapi malamnya baru
terasa sakit luar biasa,”Tambah Widi sambil mengucap syukur kepada Allah,
mengatakan jika saat ini dia dan istri sudah dikaruniai 3 orang anak.

Saat ditanya terkait berapa jumlah SLB di Provinsi Lampung
Widi menyebutkan jika di Bumi Ruwai Jurai terdapat sebanyak 29 SLB. Dari jumlah
tersebut, terdiri dari  13 SLB Negeri dan
16 SLB swasta.

“Ya ada 29 sekolah SLB di Lampung ini dan sekolah kita
saat ini ada 53 siswa yang di SLB Bujung Buring dan ada 20 siswa kelas jauh
yang ada di seputaran wilayah Kota Terpadu Mandiri (KTM),  Kecamatan Mesuji Timur,” pungkasnya.
NARA SUKARNA

error: Berita Milik GNM Group
Exit mobile version