Proyek Gorden “Bancakan Gaya Baru” Setengah Dananya Cincai

SENO
Pemimpin Redaksi gentamerah.com

“Tujuh ratus juta rupiah, yang terpakai hanya tiga ratus juta lebih dikit. Sisanya  banyak juga ya, terus kemana duit itu,” celoteh seorang kawan, di sebuah warung singgah pinggir jalan lintas, tepat samping RRI Waykanan.

Aku, kawan lain dan sahabat yang mendengar celoteh itu hanya diam menyimak. Menunggu lanjutan cerita kawan, kemana arahnya. Ga tahu, apa kawan ini berperan sebagai aktor atau hanya peminjam bahasa saja.

Seperti oknum pejabat yang pinjam sebuah berkas perusahaan untuk memuluskan aksi pengadaan gorden sebuah RSUD disebuah daerah. “Halah, ngomongnya aja itu perusahaan punya orang Surabaya. Ya emang punya orang  sana, tapi disewa alias dipinjam lho. Jadi peran peminjam ini yang mengatur segalanya,” timpal sahabat yang mulai nyambung dengan celoteh kawan, seperti nyambungnya  pemegang kuasa di OPD atas perintah Patih yang berperan dibelakang layar.

Gordengnya dipesan dari distributor di Kota Metro, diakui juga harga itu hanya Tiga Ratus Enam Puluh Lima Juta rupiah saja. “Lah tadikan sudah ku bilang hanya tiga ratusan kuat. Ah masa iya mau tepat bener angkanya. Mereka aja banyak yang bungkam. Direkturnya tidak ada komen, perkara dia kecipratan atau tidak ya aku ga tahu . Tuh kalau mau tepat sesuai harga penawarannya Rp.790.124.962,88,  Ya kan. Pagunya sih delapan ratus jutaan,” ujar kawan, sambil nyeruput kopi panas, terlihat perlahan tapi dinikmati.

Seperti patih yang cukup diam, tapi menikmati seruputan hasil kong kalingkongnya. Cukup bawahannya sebagai pemegang kuasa atas anggaran. “Cantik mainnya, tapi akan membuahkan kepahitan , tinggal nunggu  para penegak hukum, ya kalau mau disidik sih. Kita nonton ajalah,” sambut kawannya kawan, sembari ngelorot rokok yang kulihat tinggal dua batang lagi. Nikmatnya menghisap asap yang mengepul lalu terbuang dan hilang.

Seperti akan hilangnya kasus ini, kalau semua bungkam. Tapi sepertinya sahabatku akan terus berkoar.

“Tenang kawan, kita akan upayakan ini bernyanyi, mau merdu mau nggak , kita dengarkan dulu. Kalau merdu ya jelas, banyak yang sudah menikmatinya akan ikut hanyut. Tapi kalau ga merdu ya saya kira cukup dia yang tergelincir dan patah. Walau katanya dia ga paham karena perusahaan itu dari jauh. Ya lah bener perusahaannya pemiliknya jauh, yang berperan ya orang sini yang Makai yang orang sini. Ah ini permainan lama,” kata sahabat, sambil ngajak aku beranjak pulang .

Aku yang sejak semula diam, ngikut aja, kami pun pulang. ****

#Proyekgorden

#RSUDZAPA

#Lenterahati

Exit mobile version