Kadis PMD Mesuji Kecewa, Banyak Kades Mangkir Pembelajaran BID

gentamerah.com | Mesuji – Dengan adanya penyelenggaraan Bursa Inovasi Desa (BID)  akan menjadi sarana bagi desa mendapatkan informasi jenis inovasi yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi desa. BID merupakan bagian dari kegiatan Program Inovasi Desa ini menjadi salah satu hal penting untuk dilaksanakan  dengan tujuan mendiseminasikan informasi pokok terkait Program Inovasi Desa (PID) dan Hibah Dana Desa.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan  Desa (DPMD) Sunardi.SE., mengatakan hal tersebut saat membuka kegiatan Bursa Inovasi Desa, Program Inovasi Desa 2019,  Rabu (3/7/2019) di GOR Kecamatan Rawa Jitu Utara.
“Dengan program ini maka dapat memperkenalkan inisiatif atau inovasi di Desa, menjaring komitmen Pemerintah Desa, membantu Desa meningkatkan kualitas pembangunan, serta memberi inspirasi dan alternatif pilihan kegiatan bagi pembangunan Desa,” katanya.
Hartapannya, para kades, perangkat dan BPD yang terlibat sebagai peserta dapat mengamati, meniru dan memodifikasi berbagai jenis kegiatan yang  inovatif yang dipamerkan dalam Bursa Inovasi Desa ini, sehigga kedepan pemanfaatan dana desa tidak hanya seperti biasa, tapi kaya inovasi dan kreativitas sesuai kebutuhan masyarakat.
Kadis PMD yang membacakan sambutan Bupati Mesuji, Saply  menambahkan,  bahwa Program Inovasi desa harus  mampu memicu munculnya inovasi dan pertukaran pengetahuan secara partisipatif karena Program Inovasi Desa merupakan salah satu bentuk dukungan kepada Desa agar lebih efektif dalam menyusun penggunaan dana desa sebagai investasi dalam peningkatan produktifitas dan kesejahteraan masyarakat.
Guna mendukung pelaksanaan  rencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Mesuji akan memprioritaskan pembangunan Desa dimulai dari pinggiran atau Desa-desa tua. “Tentu perlu  adanya perhatian khusus terutama dari pihak Desa pada aspek sumber daya manusia, sebagai subjek maupun objeknya,” ujarnya.
Infrastruktur teknologi informasi dalam skala kecil operasional administrasi desa perlu segera dirintis secara mandiri, sehingga nantinya akan mampu bersinergi dengan pembangunan infrastruktur jaringan internet. Dari aspek kualitas pelayanan, Pemerintah desa dituntut mampu memanfaatkan teknologi untuk melayani masyarakat, sehingga dengan slogan “people always on” dapat melayani kapanpun dan di manapun.
Usai acara, Kadis PMD Mesuji kepada awak media, mengaku sedikit kecewa dengan tingkat kehadiran peserta yang mengikuti pembelajaran di kelas Bursa Inovasi Desa (BID) dan menulis komitmen desa yang hanya mencapai 75 %. Padahal menurut dia, betapa pentingnya setiap Desa mengikuti program BID ini agar nantinya apa yang sudah disepakati menjadi komitmen desa dapat di kawal untuk masuk di penganggaran APBDes tahun yang akan datang.
“Saya agak sedikit kecewa banyak Kades yang tidak hadir dan berwakil dalam kegiatan ini, padahal ini penting untuk desa itu sendiri. Seharusnya siapa yang diutus untuk hadir dalam kegiatan BID ini memang sudah betul-betul mewakili Aspirasi dari desa, makanya sebelum mengikuti kegiatan ini. Lakukanlah musyawarah dulu di desa terkait menu BID apa yang akan dipilih untuk menjadi komitmen desa sesuai dengan kondisi serta kebutuhan desa.” Kata dia.
Nantinya, kata Sunardi,  harus betul-betul dikawal pada penyusunan Perdes APBDes agar melahirkan satu produk unggulan. Dengan BID ini juga sebagai ruang konsultasi sebelum menentukan kebijakan dalam membangun desa.


Exit mobile version