“ini ternyata barisan sangat panjang, dalangnya justru minta bagian,” celoteh seorang kawan kepadaku, saat kongkow didepan SDN 1 Argomulyo Kecamatan Banjit.
Sudah lama aku tidak bertemu kawan ini, ternyata celotehnya masih pedas seperti dulu, matanya yang jeli melihat rangkaian peristiwa, terus mengingatkanku pada kebersamaan kala itu. “Wah masih saja kayak dulu ya,” jawabku sekenanya.
Jawaban singkatku itu ternyata menambah celah celoteh panjangnya, seperti cerita palsunya data guru K2 yang terus bergulir didaerah rekanku. Ada kepiawaian dari kepala sekolah hingga kepala sekolah merangkap bupati bayangan.
“Ga sedikit dana yang mereka keluarkan sehingga bisa lolos, 80 juta pakai rupiah. Pemagangnya orang piawai disini, tapi saat kawan bermain beliau ini justru nikut bermain didalamnya juga. Itu hebat,” seloroh kawanku, sambil menghisap rokok putihnya, terlihat nafasnya memanjang saat menghembuskan asap dari mulutnya, seperti panjangnya kehabatan beliau dalam memainkan perannya.
“Yang ditakutkan ada, nanti muntah. Lha kasus IT- nya aja belum dibuka lagi ini, tapi tinggal tunggu tanggal mainnya. Jangan salah pula, Istri dari adek iparnya, kasusnya sama persis dengan istri saudara kawan kita itu,” kata sahabatku itu, yang terus nyerocos panjang kali lebar.
Aku hanya terus menyimak, seperti aku menyimak semua gelagat para pemain-pamain didaerah ini yang menganggap diamku tak mengerti apa-apa. Ini hanya diamnya waktu, karena saatnya akan ku ungkap juga. Hanya saja masih kunikmati penyimak-anku, tentanga saudara yang bermain dengan lagunya yang mempesona, dan lebih terbelalak kepada orang lain dari pada lingkungan sendiri.
“Kalian ga tahu, piawainya Ibu ini,” ujar kawan memungkaskan kalimatnya, dan kemudian engkol motor bututnya, lalu pergi beli rokok, yang katanya didepan SDN 2 Pasar Banjit. ***
