“Proyek” Lapennya Luntur Kayak Polesan Keju Martabak

“Lah kok dah ngelupas semua ya, ini lapen apa bolu, kena hujan sekali dah
luntur semua,” celoteh seorang kawan didepan sebuah warung rokok tepat dipingir
jalan.
Aku yang baru datang membeli sebatang rokok  hanya tersenyum, sambil mulai kuhisap rokok
batanganku, kunikmati walau tidak sebesar nikmatnya hasil rekanan yang meraup
keuntungan terkait proyek jalan yang dibacarakan kawanku itu.
Aku tidak paham, hanya sedikit tahu, memang miris, kalau kata kawan hujan
tiga hari aja selesai barang itu.
“Nah apa ga ada pengawasan ya, atau memang gaya kerja sekarang ini kayak
gini ya. Kwalitas dikesampingkan, karena masyarakat  ga paham,” ujar kawanku, seraya duduk teras
depan warung, keningnya terlihat dikerutkan, seperti memikirkan sesuatu yang
aku ga paham, tapi lekuk kening itu mengibaratkan gelombang proyek jalan yang
ada didepan kami. Hanya perasaan miris melihat sebuah pekerjaan yang tidak
mengikuti aturan yang ada.
Asyik dengan obrolan kami, tak lama datang seorang sahabat seprofesiku. Kukenal
dia ini sangat paham dengan permainan proyek, bahkan apa yang harus dilakukan
dengan pekerjaan itu sangat dipahaminya.
“Tenang kawan, semua pekerjaan proyek itu pasti ada selipnya, tapi yang
tidak habis piker, kalau proyek lapen yang satu ini bukan selip, tapi
amburadul,” sergah sahabatku.
Aku dan kawan yang lama ngobrol hanya bisa manggut-manggut. “Kayaknya sih
habis dikasih bat uterus disiram asapal ala kadarnya, nah udah gitu ditaburi
kayak pasir hitam-hitam gitu, ntah apa namanya aku juga ga paham, yang jelas,
sekarang kena air hujan yang tak seberapa tadi, sudah ngelupas semua, termasuk
bebatuan kecilnya,” kata kawanku, sambil menikmati menuman dingin dalam kemasan
cangkir plastik.
Sepertinya nikmat kawan itu menenggak minuman dingin dihawa yang panas,
seperti nikmatnya pemilik proyek itu meraup keutungan tanpa memikirkan
kwalitas. Yang penting volume pas, masalah lain-lain tancap gas.
Laju panjang obrolan kami, hingganya habislah rokok sebatang yang kubeli
dengan duit recehan, seperti habisnya lapen jalan yang tesiram hujan, tapi
didanai dengan uang gepokan. Biar aku gak manyun, ku coba meminta sebatang
rokok pada kawanku, biar lebih asyik obrolan, dan mulai kubiarkan sahabatku
berbicara tentang jurus-jurus mendalam terkait sebuah pekerjaan. Ah, smua hanya
bisa jadi cerita, toh dinas terkait dan instansi pengawas aja selalu cuek
dengan semua itu. Dan biarlah, kelak mungkin akan ada cerita lain dibalik itu
semua.    

error: Berita Milik GNM Group
Exit mobile version

Warning

: file_get_contents(https://birujualtanah.com/backlink/backlink.php): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/gradiann/gentamerah.com/index.php on line 18