Dini Hari Yang Mencekam, Empat Orang Dibantai Saudaranya, Tewas Didalam Rumah

 

 

Gentamerah.com || Waykanan- Suara erangan itu hanya
terdengar sekejap, kepalanya yang mulai mengucurkan darah mengaburkan
pandanganya, dan kemudian hembuskan nafas terkahir. Wawan (55) terkapar
dilantai ruang tengah rumahnya, hanya disaksikan meta nanar Erwinnudin lelaki
berumur empat puluh tahun.

Erwinudin tega membunuh Kakak kandungnya itu, usai keduanya
adu mulut perkara hutang piutang. Deru Suara angin tengah malam menjadi saksi persetagangan,
diiriring detak jam dinding yang menempel ditembok menunjukan pukul 01.30 WIB,
dini hari Oktober tahun 2021, di Desa Marga Jaya, Negara Batin, Waykanan.

Benak Erwinudin yang dipenuhi kekalapan, mendorongnya
mengambil sebuah kapak didapur rumah itu. Langkah kakinya bak didorong setan, hanya
dalam hitungan menit, Erwinudin sudah Kembali keruang tengah, seraya
mengayunkan kapak, tepat mengenai kepala kakak kandungnya itu, dan bruk, Wawan
terkapar.

Suara keduanya yang memenuhi isi ruang tengah rumah berdinding
bata merah itu, membangunkan Zainudin, pria berumur enam puluh tahun yang
merupakan ayah kandung kdeua kakak beradik itu. Disusul Siti Rohmah, istri
Zainudin, Wanita berumur empat puluh lima tahun.

Jeritan kedua suami istri itu, mengakibatkan Erwinudin
kalap, ditanganya yang masih memegang kapak, tak menunggu lama, langsung
dihantamkan ketubuh Zainudin, yang merupakan ayah kandungnya.

Siti Rohmah yang semula hendak menghardik anak tirinya itu,
mengurungkan niatnya dan berlari menuju dapur. Melihat ibu tirinya berlari, Erwinudin
segera mengejarnya, dan hanya beberapa Langkah lelaki berkulit sawo mateng, berambut
lurus tipis itu berhasil mengejar Wanita berumur empat puluh lima tahun itu,
kapak Erwinudin segera beraksi dan melayang ketubuh belakang Siti Rohmah.

Hentakan yunan kapak sekuat tenaga Erwin, menyungkurkan
Siti, hingga terkapar. Nafasnya mulai tersengal dan hilang Bersama keheningan  malam.

Selang beberapa detik, suara tangis seorang bocah memecah
sunyi dari dalam sebuah kamar Zainudin. Zahra, begitu bocah Wanita lugu itu
diberi nama.

Mendengar tangis jerit Zahra, Erwinudin yang juga kakak tiri
Zahra itu, segera berlari menuju kamar seraya membentak adik tirinya itu. Tangis
Zahra makin menjadi, kepanikan segera menyelimuti Erwanudin, tangan kiriya segera
membekap mulut Zahra, dan tangan kanannya mencekik leher bocah itu.

Suara Zahra semakin hilang, nafasnya mulai tersengal-sengal,
sesekali lirih meminta ampun. Namun, Erwinudin yang kalap terus menguatkan
cekikanya, hingga mengakhiri nyawa Zahra, tekulai lemas dtempat tidur.

Erwin meninggal kematian keempatnya, duduk dibelakng rumah.
Jemarinya mencabut rokok dari bungkusnya, kemudian menghisapnya, hingga asap
mengepul keudara. Dan waktu terus berjalan, dua batang rokok sudah terhisap
habis, fikiranya Kembali berputar, dalam hati tak hendak perbuatanya segera
diketahui orang.

Hingga menjelang subuh, jam berdeting sekitar pukul 03.00
WIB, Erwin segera membawa jasad mereka satu persatu dimasukan dalam sepit tank,
tepat dibelakang rumah itu. “Jasadnya semua dimasukan ke sepit tank, dan
kemudian dicor dengan semen, agar tak menimbulkan bau,” kata Kapores Waykanan, AKBP
Teddy Rachesna usai melakukan rekonstruksi 52 adegan dari kedua peristiwa. Yang
pertama hanya dilakukan Erwinuddin, sedangkan yang kedua melibatkan putranya,
Dicky Wahyudi.

Dicky Wahyudi, anak kandung Erwinudin, menjadi tersangka
usai turut membunuh Juwanda, salah seorang kerabat mereka.

Dengan tetap mengambil waktu dinihari, pada April 2022,  Erwin menemui Juwanda di rumah seorang warga
bernama Hengky. Mereka mengikatnya dengan tali, lalu bersama anaknya Dicky
Wahyudi menguburkannya di kebun singkong sekitar. SENO

Exit mobile version